Brilio.net - Kapal selam KRI Nanggala-402 dari jajaran Armada II Surabaya dikabarkan hilang kontak. Kapal tersebut diketahui sedang melaksanakan latihan penembakan senjata strategis di perairan Selat Bali. Kabar ini dikonfirmasi oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dengan memperkirakan lokasi kejadian yaitu sekitar 60 mil laut utara Pulau Bali.

Dilansir dari Liputan6.com, Biro Humas Kementerian Pertahanan memberikan keterangan terkait hilangnya kapal selam Nanggala-402. KRI Nanggala akan melaksanakan penembakan Torpedo SUT, atas dasar itulah tim meminta izin untuk menyelam pada pukul 03.00 WITA

Setelah mendapatkan izin, kapal selam buatan Jerman itu hilang kontak. Tim pencari dari Satgas KRI REM, KRI GNR, KRI DPN telah diturunkan untuk melakukan pencarian dengan sonar aktif, namun hasilnya nihil.

spesifikasi KRI Nanggala-402 © 2021 Berbagai Sumber

foto: Twitter/@JurnalMaritim

Kapal selam Nanggala-402 dibuat galangan kapal Howaldt Deutsche Werke di Kiel, Jerman (barat), pada tahun 1981 setelah kontrak efektif yang ditandatangani pada 1977.

Melansir dari Antaranews.com, KRI Nanggala-402 memiliki kapal dengan spesifikasi yang mirip dengan KRI Cakra-401. Mereka sama-sama dari Type 209/1300, tipe kapal selam buatan HDW Jerman yang cukup banyak populasinya di seluruh dunia.

Sebagai kapal selam yang berada di kelas menengah dengan sistem propulsi konvensional (non-nuklir), Type 209/1300 digerakkan oleh motor listrik Siemens low-speed yang dayanya disalurkan langsung melalui poros ke baling-baling kapal di buritan. Artinya, daya ini tak memakai gear-gear mekanisme tambahan lain.

spesifikasi KRI Nanggala-402 © 2021 Berbagai Sumber

foto: Liputan6.com/Yandhi Deslatama

Total daya yang mampu dihasilkan yaitu 5.000 shaft horse power, sedangkan kehadiran baterai listriknya membuat kapal ini mampu menyimpan daya listrik. Daya listrik itu disuplai ke empat generator mesin diesel MTU supercharged.

KRI Nanggala-402 dibeli langsung di negara pembuat dalam keadaan baru. Sistem kesenjataan bawah permukaan lautnya terdiri dari 14 torpedo buatan AEG, periskop Zeiss yang berada di samping snorkel buatan Maschinenbau Gabler.

Baterai-baterai listrik mengambil sekitar 25 persen bobot total kapal selam, yang secara keseluruhannya mencapai 1.395 ton. Secara dimensi, panjang keseluruhan Type 209/1300 adalah 59,5 meter, diameter luar mencapai 6,3 meter, dan diameter dalam yaitu 5,5 meter.

Saat kondisi menyelam, kecepatan kapal ini maksimum mencapai 21,5 knot dengan awak berdasarkan spesifikasi dasar pabrikan sebanyak 34 pelaut. Kewaspadaan situasional KRI Nanggala-402 mengandalkan sonar CSU-3-2 suite.

Dibekali 14 torpedo 21 inch/533 mm dalam delapan tabung, menjadi andalan utama sistem kesenjataan kapal ini. KRI Nanggala-402 bersama KRI Cakra-401 menjadi kapal selam paling senior di TNI AL dengan catatan penugasan yang cukup panjang.

Pada tahun 2002, KRI Nanggala-402 terlibat dalam latihan gabungan TNI AL - Angkatan Laut Amerika Serikat, CARAT-8/02 pada 27 Mei sampai 3 Juni 2002, di perairan Laut Jawa, Selat Bali, dan Situbondo.

Pada 2004 kapal ini juga terlibat dalam Latihan Operasi Laut Gabungan XV/04 di Samudra Hindia pada tanggal 8 April sampai dengan 2 Mei 2004. Pada tahun itulah KRI Nanggala-402 menenggelamkan bekas KRI Rakata, kapal tunda samudra buatan 1942.

Masih melansir dari sumber yang sama, merujuk pada daftar komandan yang beredar, saat ini komandan KRI Nanggala-402 adalah Letnan Kolonel Pelaut Ansori yang mengemban tugas itu sejak 2019.