Brilio.net - Usai ditetapkan sebagai Geopark Nasional, Banyuwangi segera diusulkan menjadi Geopark Internasional atau Global Geopark Network (GGN) Unesco pada 2020 mendatang. Pemerintah pusat pun kini mulai terus mematangkan persiapan Banyuwangi untuk menjadi jaringan geopark dunia.

Salah satunya dengan menggelar Focused Group Discussion (FGD) yang baru-baru ini difasilitasi Kementerian Pariwisata pada Kamis (21/2) kemarin . FGD yang berlangsung di Banyuwangi itu guna membahas persiapan terkait pengusulan geopark tersebut.

Dibuka oleh Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kemenpar, Indra Ni Tua, diskusi ini dihadiri sejumlah stakeholder. Mulai Kepala BKSDA wilayah V Jawa Timur Sumpena, Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan Nur Budi, perwakilan Taman Nasional Alas Purwo Wahyu M, serta Ketua Tim Geopark Banyuwangi Rani Razak beserta tim. Selain itu, jajaran SKPD terkait dan pemerhati lingkungan juga turut hadir.

"Diskusi tim kecil ini membahas segala kelengkapan yang diperlukan untuk mengusulkan Banyuwangi menjadi GGN. Karena, target kami tahun depan sudah bisa submit ke Unesco," kata Indra.

Indra juga menambahkan jika persiapan Banyuwangi sudah semakin matang meski masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Ia juga menyabut jika Banyuwangi memiliki keunikan dan fasilitas yang memadai.

"Daerahnya punya keunikan dan kekhasan, aksesibilitas sudah terbangun, amenitas juga cukup memadai. Saya bilang Banyuwangi ini sudah selangkah lebih maju," jelas Indra.

Sementara itu, untuk lolos jaringan GGN ada empat hal yang menjadi prasyarat dasar, yaitu warisan geologi yang berskala internasional, pengelolaan, visibilitas, dan jejaring. Hal ini seperti diungkapkan Hanang Samodra Peneliti Ahli Utama Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI.

"Banyuwangi sendiri memiliki kekayaan geologi yang luar biasa dan lengkap. Saya justru melihat warisan geologi di sini lebih banyak, dari sekedar yang diajukan. Kami masih terus membahas kemungkinan ada warisan geologi lain yang bisa dimasukkan dalam Geopark Banyuwangi," ungkap Hanang.

Untuk saat ini, ada tiga situs geopark Banyuwangi yang diajukan yakni Pulau Merah, Kawah Ijen, dan Taman Nasional Alas Purwo.

Menurut Hanang, selain membahas prasyarat dasar untuk lolos jaringan GGN. Diskusi ini juga turut membahas persiapan terkait sumber daya alam (geologi, biologi, dan budaya), bencana geologi, perubahan iklim, pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya.

"Juga pembangunan berkelanjutan, pengetahuan lokal dan adat, dan geokonservasi. Satu hal lagi, perlindungan perempuan karena Unesco juga sangat konsen dengan isu perempuan. Ini beberapa hal yang harus disiapkan bersama, sebelum diusulkan," kata Hanang.

Persiapan Banyuwangi menjadi GGN tidak hanya ditinjau oleh pemerintah pusat. Pada Januari 2019 lalu, asesor GGN Unesco, Guy Martini juga telah datang ke Banyuwangi untuk meninjau kesiapan daerah ini menjadi situs geopark dunia. Selama di Banyuwangi, Martini melakukan kunjungan ke Pantai Pulau Merah, Gunung Ijen, dan Desa Wisata Adat.