Brilio.net - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12) menelan belasan korban jiwa dan puluhan orang luka-luka. Berdasar data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (5/12) pukul 17.30 WIB, sejumlah 14 korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru.

"BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang terkait pemutakhiran data dampak erupsi," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB Abdul Muhari dalam Konferensi Pers: Perkembangan Hari Kedua Pasca Erupsi Gunung Semeru di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (5/12), seperti dilansir brilio.net dari liputan6.com, Senin (6/12). 

Abdul Muhari melanjutkan, dari 14 orang meninggal dunia, sebagian besarnya sudah terindentifikasi. Korban berasal dari dua kecamatan, yaitu Pronojiwo dan Candipuro.

"Korban meninggal dunia teridentifikasi di dua kecamatan, yaitu 11 orang meninggal dunia di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 3 orang meninggal dunia di Kecamatan Candipuro," jelasnya.

Korban meninggal dari Kecamatan Pronojiwo berjumlah enam orang. Mereka adalah Poniyem (50 tahun), Bawon Triono (33 tahun), Yatifa, Luluk, Edy, dan Edy Pranowo. Sementara di Kecamatan Candipuro ada lima orang korban, antara lain Dafa (14 tahun), Siti (40 tahun), dan 3 korban lainnya masih dalam proses identifikasi.

"Terdapat satu korban meninggal atas nama Besut (50 tahun) di Desa Sumberwuluh. Korban lainnya masih dalam proses identifikasi," imbuh Abdul Muhari.

Adapun perkembangan data penanganan korban luka berat sebanyak 35 orang meliputi delapan orang di Rumah Sakit dr. Haryoto, 16 orang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, 3 orang di Rumah Sakit Bhayangkara, 8 orang di Puskesmas Penanggal.

"Untuk korban luka lainnya sejumlah 21 orang, sehingga total keseluruhan korban luka sebanyak 56 orang," tambahnya.

Lebih lanjut, terdapat sebanyak 5.205 jiwa terdampak kejadian sebaran awan panas guguran yang terjadi pada Sabtu (4/12) lalu, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang. Sampai saat ini BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait jumlah korban terdampak dan perkembangan jumlah orang yang mengungsi menjadi 1.300 jiwa.