Brilio.net - Paus baru akhirnya terpilih dan membuat sejarah di Vatikan. Kardinal Robert Francis Prevost dari Chicago resmi diangkat sebagai Paus ke-267 dengan nama Paus Leo XIV.
Momen ini jadi penanda penting karena untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemimpin tertinggi Gereja Katolik berasal dari Amerika Utara. Penobatannya berlangsung pada 8 Mei 2025 dan disambut dengan denting lonceng Basilika Santo Petrus serta kepulan asap putih dari Kapel Sistina.
Paus Leo XIV membawa latar belakang unik yang mencerminkan semangat global gereja saat ini. Ia pernah menjadi misionaris di Peru dan dikenal dekat dengan umat serta berpikiran progresif.
Berikut beberapa fakta mengenai Robert Francis Prevost, sosok Paus Leo XIV, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (9/5).
1. Lahir di Chicago dan memiliki dua kewarganegaraan.
foto: Instagram/@vaticannews
Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Amerika Serikat. Meski lahir di AS, ia juga memiliki kewarganegaraan Peru karena puluhan tahun tinggal dan berkarya di negara tersebut. Selama di Peru, Prevost bekerja sebagai misionaris dan uskup di Chiclayo, memperkuat hubungan spiritual dan sosial dengan komunitas lokal.
Kariernya di Peru sangat beragam, mulai dari menjadi presiden Komisi Perlindungan Anak hingga Prior Jenderal Ordo Agustinus. Ia juga pernah ditunjuk sebagai administrator apostolik Callao pada 2020 hingga 2021. Semua pengalaman ini membentuk kepemimpinannya yang dekat dengan umat dan berpijak pada pengalaman nyata.
2. Pendidikan tinggi dan menguasai banyak bahasa.
foto: Instagram/@vaticannews
Prevost menempuh pendidikan sarjana matematika di Villanova University. Ia kemudian meraih gelar magister dan doktor hukum kanonik di Roma. Ia fasih dalam enam bahasa, yaitu Inggris, Spanyol, Italia, Prancis, Portugis, dan juga bisa membaca Latin serta Jerman.
Ia mulai masuk novisiat Ordo Santo Agustinus (OSA) pada 1977 dan mengikrarkan kaul pada 1981. Ia kemudian ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982. Perjalanannya sebagai imam membawanya ke banyak tempat, termasuk menjadi kanselir dan administrator di berbagai wilayah Peru.
3. Diangkat menjadi Kardinal dan tangan kanan Paus Fransiskus.
foto: Instagram/@vaticannews
Pada Januari 2023, ia dipercaya menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup. Posisi ini membuatnya bekerja langsung bersama Paus Fransiskus dalam menentukan banyak uskup di dunia. Pada 30 September 2023, ia diangkat sebagai Kardinal, memperkuat posisinya dalam hierarki Gereja Katolik.
4. Dipilih berdasarkan pengalaman Pastoral.
foto: Instagram/@vaticannews
Sebelum terpilih sebagai Paus, Prevost sudah dikenal sebagai tokoh yang dipercaya Paus Fransiskus. Dalam perannya di dikasteri, ia menunjukkan perspektif baru yang segar. Paus Fransiskus memang tidak menginginkan pemimpin dari birokrasi Vatikan, melainkan sosok dengan latar belakang pastoral dan pengalaman misioner.
Pandangan ini membuat Prevost menjadi figur yang mencerminkan arah baru kepemimpinan Gereja. Ia membawa pendekatan yang lebih membumi dan kontekstual. Inilah yang membuatnya dipercaya sebagai calon pemimpin tertinggi.
5. Menolak kepemimpinan otoriter dalam gereja.
foto: Instagram/@vaticannews
Prevost selama ini dikenal menolak gaya kepemimpinan otoriter dalam gereja. Ia lebih menekankan pentingnya pendampingan dan pelayanan kepada umat. Menurutnya, otoritas dalam gereja seharusnya menjadi sarana untuk melayani, bukan sebagai simbol kekuasaan.
Gagasan tersebut mencerminkan nilai-nilai reformasi dalam Gereja Katolik modern. Ia meyakini bahwa kedekatan dengan umat adalah fondasi penting bagi seorang uskup. Bagi Prevost, seorang pemimpin tidak bisa hanya berada di balik tembok institusi.
6. Pendukung keterlibatan perempuan dalam gereja.
foto: Instagram/@vaticannews
Pada Maret 2024, Prevost mendukung penuh langkah yang melibatkan perempuan dalam proses pemilihan uskup. Ia menilai bahwa kehadiran mereka membawa perspektif yang lebih luas dan memperkuat proses pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan komitmennya terhadap inklusivitas dalam struktur gereja.
Ia percaya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membentuk masa depan gereja. Dengan memberikan tempat bagi mereka di posisi strategis, gereja akan menjadi lebih representatif. Pendekatan ini sekaligus mempertegas posisi Prevost sebagai tokoh progresif.
7. Cepat terpilih hanya dalam 4 putaran konklaf.
foto: Instagram/@vaticannews
Paus Leo XIV terpilih hanya dalam empat putaran konklaf, menjadikannya salah satu proses pemilihan tercepat dalam sejarah modern gereja. Cepatnya proses ini menunjukkan bahwa ia diterima oleh berbagai faksi yang ada. Ia dinilai mampu menyatukan berbagai pandangan yang berbeda di dalam gereja.
Latar belakangnya yang lintas budaya membuatnya menjadi simbol pemimpin global. Ia dianggap sebagai pilihan ideal dalam masa transisi dan tantangan dunia modern. Dengan pendekatan pastoral dan semangat persatuan, Leo XIV diyakini akan membawa gereja ke arah yang lebih terbuka.
Recommended By Editor
- 5 Resep sarapan kenyang favorit yang wajib dicoba, nikmatnya bikin perut bahagia
- Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus ke-267 menggantikan Paus Fransiskus, begini profilnya
- 5 Resep camilan goreng rumahan yang renyah dan menggoda
- Hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Jokowi: Semoga beliau diberikan kedamaian abadi
- 5 Resep masakan krispi enak dan renyah untuk menu keluarga, semua pasti suka
- Mengenal Konklaf, 7 fakta menarik tradisi pemilihan Paus yang tertutup
- Terungkap alasan Prabowo utus Jokowi ke Vatikan untuk pemakaman Paus Fransiskus
- Diutus Prabowo, Jokowi bertolak ke Vatikan hadiri pemakaman Paus Fransiskus
- Prabowo utus Jokowi hingga Natalius Pigai hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan