Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025), dan Gereja Vatikan bersiap untuk menjalankan salah satu tradisi kuno dan rahasia: pemilihan Paus baru melalui konklaf. Meskipun teknologi telah mengubah banyak hal, proses konklaf tetap hampir sama seperti 800 tahun yang lalu.
Para kardinal berusia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Kapel Sistina dan dikunci di dalam hingga mereka berhasil memilih Paus baru. Secara teori, siapa pun pria Katolik bisa menjadi Paus, tetapi dalam praktiknya, Paus biasanya dipilih dari kalangan kardinal. Umumnya, Paus terpilih di usia sekitar 70 hingga 80 tahun.
Konklaf bertujuan agar para kardinal bisa fokus tanpa campur tangan dari pihak luar, terutama penguasa politik. Saat pintu Kapel Sistina ditutup, dunia menunggu dengan harap: 'Siapa yang akan menjadi Paus berikutnya?' Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang konklaf yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Asal-Usul Kata "Konklaf"
Kata "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum (bersama) dan clavis (kunci), mencerminkan metode pemilihan Paus di mana para kardinal dikunci di dalam ruangan hingga mereka memilih Paus baru. Tradisi ini memastikan pemilihan berlangsung fokus dan penuh doa, menjadi simbol keseriusan momen pemilihan seorang Paus.
2. Pertama Kali Dilakukan pada Abad ke-13
Aturan konklaf diperkenalkan pertama kali pada abad ke-13 oleh Paus Gregorius X melalui dokumen Ubi Periculum. Ini terjadi setelah Gereja mengalami kekosongan kepemimpinan selama hampir tiga tahun. Gregorius X menetapkan bahwa kardinal harus berkumpul secara tertutup dan hanya boleh membawa satu atau dua pelayan. Jika pemilihan berlangsung lama, jatah makanan mereka akan dipangkas menjadi roti, air, dan anggur.
3. Evolusi Konklaf di Zaman Modern
Di masa lalu, fasilitas untuk kardinal selama konklaf sangat sederhana. Namun, pada tahun 1996, Paus Yohanes Paulus II memperkenalkan reformasi dengan menyediakan akomodasi yang nyaman di Domus Sanctae Marthae. Meski kondisi fisik membaik, aturan isolasi tetap sama.
4. Kerahasiaan yang Dijaga Ketat
Selama konklaf, kerahasiaan dijaga ketat. Tidak ada ponsel, internet, atau kontak dengan dunia luar. Kardinal harus bersumpah untuk menjaga semua hal yang terjadi di dalam konklaf tetap rahasia. Sinyal hasil konklaf hanya ditunjukkan melalui asap dari cerobong Kapel Sistina: hitam untuk belum ada Paus, dan putih untuk Paus yang terpilih.
5. Konklaf Terbesar dalam Sejarah
Konklaf mendatang akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Gereja Katolik, dengan sekitar 135 kardinal elektor yang memenuhi syarat. Ini mencerminkan keberagaman budaya dan wilayah para kardinal dari seluruh dunia.
6. Proses Pemungutan Suara yang Sakral
Konklaf dimulai sekitar 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus dengan misa khusus. Kardinal akan tinggal di Domus Sanctae Marthae dengan akses terbatas ke dunia luar. Setiap kardinal menulis nama kandidat pilihannya di selembar kertas dan memasukkannya ke dalam urn khusus. Jika jumlah suara tidak sesuai, pemungutan suara diulang.
7. Momen Puncak, "Habemus Papam"
Ketika seorang Paus terpilih, dia akan memilih nama kepausan baru dan diperkenalkan ke dunia dengan pengumuman "Habemus Papam!". Paus baru memberikan berkat pertama kepada umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, sebelum Misa pelantikan resmi diadakan sekitar seminggu kemudian.
Recommended By Editor
- Terungkap alasan Prabowo utus Jokowi ke Vatikan untuk pemakaman Paus Fransiskus
- Diutus Prabowo, Jokowi bertolak ke Vatikan hadiri pemakaman Paus Fransiskus
- Prabowo utus Jokowi hingga Natalius Pigai hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
- Mengenal Basilika Santa Maria Maggiore, tempat pemakaman Paus Fransiskus yang jadi ikon kota Roma
- Tak hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Prabowo bakal kirim utusan
- Kapan Paus Fransiskus dimakamkan? Begini rangkaian proses pemakamannya yang sederhana
































