Brilio.net - Pandemi Covid-19 di seluruh dunia semakin membahayakan dan membuat semua negara melakukan vaksinasi massal. Oleh karena itu, Indonesia sejak akhir 2020 lalu menetapkan 6 vaksin yang boleh beredar di Indonesia yaitu Bio Farma, Sinovac, Pfizer, Sinopharm, Moderna, dan AstraZeneca.

Vaksin yang pertama kali datang ke Indonesia adalah vaksin buatan Sinovac Biotech. Perusahaan Sinovac BioTech merupakan perusahaan farmasi China yang mengembangkan vaksin Covid-19 mereka bernama CoronaVac. Vaksin jenis tersebut telah disebar saat awal 2021 di beberapa kalangan pejabat publik dan publik figur. Vaksin jenis ini mencapai efikasi vaksin sampai 65,3%.

Sementara itu, vaksin AstraZeneca dinilai lebih ampuh hingga efikasinya mencapai 76% dalam satu suntikan. AstraZeneca merupakan vaksin yang didatangkan dari perusahaan Vaccitech, Inggris. Vaksin ini digunakan sebanyak 0,5 ml per dosis dengan jarak empat sampai dua belas minggu.

Selain itu, vaksin AstraZeneca dapat digunakan untuk rentang usia 18-55 tahun. Selain itu, vaksin AstraZeneca dinilai lebih ampuh dari vaksin Sinovac untuk menghadapi varian Delta yang sedang menyebar saat ini. Penelitian terbaru bahkan menyatakan vaksin AstraZeneca mampu melindungi imun tubuh selama 1 tahun sejak vaksinasi dosis pertama.

Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (3/7) berikut 5 fakta vaksin AstraZeneca.

1. Dibuat oleh Vaccitech, perusahan vaksin dan biotek kanker milik Universitas Oxford.

<img style=

foto: liputan6.com

 

Vaccitech merupakan lembaga spin-off di Jenner Institute, Universitas Oxford yang didirikan pada 2016. Sampai saat ini, Vaccitech didukung dan dibiayai oleh Google Ventures (GV), Sequoia Capital, GeneMatrix, Liontrust Asset Management, Korea Investment Partners dan Oxford Sciences Innovation (OSI). Pada Juli 2020, perusahaan ini sudah memulai uji coba vaksin AstraZeneca.

2. 600 juta dosis telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia.

<img style=

foto: merdeka.com

 

Sampai saat ini, vaksin AstraZeneca sudah dipasok sebanyak 600 juta dosis ke 170 negara di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah varian Delta ditemukan di Indonesia, vaksin AstraZeneca dinilai lebih ampuh dan membentuk kekebalan tubuh hingga 76%.

3. Vaksin AstraZeneca mencapai 93 juta dosis di Indonesia.

<img style=

foto: liputan6.com (KBRI Tokyo)

 

Pada 5 Juni 2021, Indonesia kembali kedatangan vaksin AstraZeneca sebanyak 313.100 dosis vaksin AstraZeneca. Kedatangan tersebut sekaligus menandakan bahwa jumlah vaksin di Indonesia mencapai 92,2 juta dosis. Vaksin tersebut kembali didapatkan Indonesia melalui kerja sama multilateral Covid-19 yang tergabung dalam COVAX, sebuah asosiasi lintas negara yang menjunjung akses setara untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Selain itu, per 4 Juli 2021, vaksin sebanyak 998.400 dosis yang disumbangkan oleh pemerintah Jepang sudah tiba di Indonesia.

4. Terbukti turunkan risiko penularan covid-19.

<img style=

foto: merdeka.com

 

Vaksin AstraZeneca dinilai menurunkan tingkat penularan Covid-19 hingga 50%. Dilansir dari The New England Journal of Medicine pada Jumat, 25 Juni 2021, vaksin AstraZeneca efektif menurunkan risiko Covid-19 bergejala berat maupun risiko penularan.

5. Dapat menjadi antibodi selama 1 tahun setelah vaksinasi.

fakta vaksin AstraZeneca © 2021 istimewa

foto: liputan6.com

 

Selain menurunkan gejala risiko gejala berat maupun risiko penularan, vaksin AstraZeneca dapat menjadi antibodi selama 1 tahun atau 362 hari setelah dosis vaksinasi pertama.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Amy Flaxman dari The Jenner Institute, Universitas Oxford bersama ilmuwan vaksin yang lain dalam publikasinya tentang "Tolerabilitas dan Imunogenisitas Setelah Dosis Kedua Akhir atau Dosis Ketiga ChAdOx1 nCoV-19 (AZD1222)" atau yang disebut vaksin AstraZeneca yang terbit pada 28 Juni 2021.

Selain itu, dalam publikasi yang sama, antibodi diperkirakan dapat bertahan di dalam tubuh lebih lama lagi setelah mendapatkan vaksin AstraZeneca dosis kedua dan ketiga.

Reporter: Suhairi