Brilio.net -  

Minggu (4/4) tepatnya pada pukul 01.00 dini hari, masyarakat Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami musibah berupa banjir disertai longsor. Peristiwa tersebut disebabkan karena cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang, yang melanda wilayah setempat dalam waktu cukup lama.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, bencana ini menelan sejumlah korban jiwa. Dilansir dari merdeka.com, 54 orang ditemukan meninggal dunia akibat longsor. Sedangkan 41 orang meninggal dunia disebabkan banjir.

"41 orang meninggal dunia dan masih dalam pendataan," tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati saat konferensi pers virtual terkait banjir bandang Flores Timur.

Berikut 5 fakta terkait bencana alam banjir bandang disertai longsor di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Senin (5/4).


1. Puluhan rumah warga rusak akibat banjir dan tertimbun lumpur.

fakta banjir longsor ntt © Berbagai Sumber

foto: Liputan6.com/Herman Zakharia

 

Berdasarkan pantauan BPBD Kabupaten Flores Timur, puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele. Ada juga beberapa yang hanya terbawa banjir. Selain itu, jembatan di Desa Waiburak, Adonata Timur hancur akibat banjir bandang.

"Pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat terbatas antara Bupati, TNI, Polri dan instansi terkait. Salah satunya dengan pembentukan posko penanganan darurat," ujar Raditya Jati dilansir dari Liputan6.com.

Akses satu-satunya menuju Pulau Adonara terputus. Sementara itu perjalanan menuju laut tidak memungkinkan karena cuaca yang buruk.

"Hujan, angin, dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat," ujarnya.


2. Puluhan warga menjadi korban jiwa.

fakta banjir longsor ntt © Berbagai Sumber

foto: bnpb.go.id

 

Setelah sebelumnya dilaporkan 23 orang dinyatakan meninggal dunia. Kini korban jiwa akibat bencana banjir disertai longsor semakin bertambah.

"41 orang meninggal dunia dan masih dalam pendataan," ungkap Radiya Jati.

Sementara itu Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli melaporkan jumlah korban longsor terus bertambah, yang sebelumnya 20 kini menjadi 54 orang.

"Jumlah korban longsor yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa hingga Minggu sore, ada 54 orang dari sebelumnya 20 orang, sementara ini upaya pencarian masih terus berlangsung di lapangan," kata Agustinus.


3. Pendataan masih terus dilakukan.

fakta banjir longsor ntt © Berbagai Sumber

foto: bnpb.go.id

 

Raditya Jati mengungkapkan kerugian materiil berupa puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele, Kecamatan Ile Bokeng. Selain itu ada rumah warga sekitar yang hanyut terbawa derasnya arus banjir.

"Aparat pemerintah desa masih terus melakukan pendataan di lapangan," kata dia.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Wakil Bupati Flores Timur. Ia melaporkan bahwa aparat setempat masih terus bergerak di lapangan untuk melakukan pencarian maupun evakuasi.


4. Empat kecamatan dan tujuh desa terdampak banjir.

fakta banjir longsor ntt © Berbagai Sumber

foto: bnpb.go.id

 

Dalam konferensi pers virtual yang dilakukan oleh Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, ada empat kecamatan dan tujuh desa yang terdampak banjir bandang disertai longsor di Flores Timur, NTT.

Kecamatan dan desa tersebut antara lain, Kecamatan lle Boleng ada Dosa Nelelamadike; di Kecamatan Adonara Timur ada Kelurahan Walwerang dan Desa Waiburak; di Kecamatan Wotan Ulumado ada Desa Oyang barang dan Desa Pandai; kemudian Kecamatan Adonara Barat ada Desa Waiwadan dan Desa Duwanur.


5. Warga Adonara bikin jembatan darurat.

fakta banjir longsor ntt © Berbagai Sumber

foto: bnpb.go.id

 

Dilansir dari Liputan6.com, Camat Adonara Timur, Damianus Wuran mengatakan, warganya saat ini bermukim di Waiwerang dan sekitarnya bergotong-royong membangun jembatan darurat untuk mendukung proses evakuasi korban banjir di Flores Timur.

"Jembatan darurat yang dibangun warga ini telah mempermudah evakuasi korban meninggal yang ditemukan untuk sementara ini sebanyak tiga orang," ungkap Damianus.

Damianus menambahkan, menurut data yang diperolehnya jumlah korban yang teridentifikasi akibat bencana ini sebanyak enam orang. Tiga orang ditemukan meninggal dunia dan tiga lainnya masih dalam pencarian.

"Upaya pencarian dan evakuasi korban saat ini terus berlangsung dengan mengandalkan tenaga manusia baik dari pemerintah daerah bersama warga," terang dia.