Saat mengalami masa-masa kritis, Babe mengakui jika badannya menggigil parah. Ketika tidur ia merasa berhalusinasi hingga bermimpi seperti didatangi oleh malaikat maut.

"Wah itu, tiap dua jam sekali aku menggigil. Menggigil yang parah. Dah gitu tidur nggak bisa, dah gitu tidur kayak halusinasi. Jadi aku sampai berpikir, oh, orang mau meninggal ngomongnya suka aneh-aneh. Kayak itu siapa yang dateng. Orang kan ngiranya malaikat maut," ungkapnya.

Namun, ia merasa jika demam 40 derajat celcius tersebut membuat dirinya berhalusinasi. Sehingga tidak bisa membedakan mana mimpi dan dunia nyata.

"Ternyata waktu aku sakit, menggigil dan tidur nggak tenang itu, halusinasi aku itu kayak ada orang dateng. Nanti, kayak mimpi sekelebat lewat, nanti mimpi lagi yang aneh. Antara sadar nggak sadar. Demam sampai 40 derajat lebih," imbuhnya.

Selama mengalami masa kritis, Babe Cabita diberi antibiotik oleh dokter hingga berkali-kali dalam sehari. Namun, belum ada obat yang bisa menangani sakitnya. Hingga di hari ketiga, dokternya berhasil menemukan antibiotik yang cocok untuk Babe yang membuatnya tidak demam lagi.

"Anemia aplastik itu penyakit yang disebabkan oleh autoimun. Jadi manusia kan normalnya imun mempertahankan kita dari penyakit. Imun aku itu menyerang tulang sumsum. Sehingga tulang sumsumnya itu tidak bisa menghasilkan tiga darah itu, hemoglobin, darah putih, trombosit, jadi turun terus," ungkap ayah dua anak tersebut.

perjuangan babe cabita hadapi anemia aplastik © 2024 brilio.net

foto: Instagram/@babecabiita

Untuk menangani penyakitnya, ia diberi obat autoimun oleh dokternya. Selain itu, ia lebih berhati-hati makan dan kembali aktif berolahraga. Nggak heran jika Babe Cabita mengalami penurunan berat badan karena menjaga pola hidupnya.

"Jadi aku sekarang lebih hati-hati kan, dalam makanan, olahraga, sekarang aku aktif lagi olahraga," ungkapnya.

Babe Cabita meninggal dunia di usia 35 tahun setelah berjuang melawan penyakit langka. Namun, penyebab meninggalnya Babe Cabita belum diketahui.

Pihak keluarga belum memberikan keterangan kepada awak media. Rencananya, pemilik nama asli Priya Prayogha Pratama dimakamkan di tempat pemakaman umum Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, setelah Salat Ashar.