Semula dirinya merasa itu adalah upaya penipuan. Akan tetapi, Veri AFI mulai merasa terancam karena foto-foto data pribadinya, seperti KTP dan fotonya disebar oknum pinjol tersebut.

"Awalnya saya pikir hanya percobaan oknum biasa. Lalu ketika saya abaikan, dia mulai mengirimkan data foto KTP dan foto wajah. Di situ saya merasa ini mulai serius," terangnya.

Takut akan data pribadinya disebarluaskan Veri berusaha untuk membayarnya. Namun, keesokan harinya mulai banyak tagihan-tagihan fiktif serupa. Bahkan Veri mengklaim menerima uang yang tidak jelas dari mana.

"Keesokan hari banyak tagihan-tagihan fiktif serupa. Di situ saya mulai mengecek history mobile banking. Ada beberapa jumlah uang yang masuk beberapa hari sebelumnya. Saya cek aplikasi yang belum di-unistall dan tidak ada nama produk aplikasi yang dimaksud," beber Veri.

Veri AFI jadi korban teror tagihan fiktif © Instagram

foto: Instagram/@very_well_07

Tidak berhenti di situ, pada tanggal 21 Desember 2023, Veri kembali mendapat tagihan dengan nama pinjol lainnya, kali ini dengan nama Dana Emas. Veri pun langsung mengembalikan tagihan itu dari uang yang masuk ke rekeningnya tanpa ada persetujuan darinya.

Pola dan modus serupa Veri alami beberapa kali. Hingga pada tanggal 24 Desember 2023, Veri memeriksa satu per satu aplikasi dan menghapusnya setelah memastikan tidak ada lagi tagihan yang masuk.

Ia pun menemukan satu aplikasi induk, dari aplikasi yang sempat dimilikinya. Jebolan AFI musim pertama ini menduga bahwa aplikasi induk tersebut dapat memasukkan data pribadi orang-orang ke banyak aplikasi pendanaan yang dinaunginya.

"Di hari itu saya menemukan satu aplikasi induk dengan nama KREDIT DIGITAL, di dalamnya saya memiliki satu aplikasi pinjaman dengan nama produk/pendanaan/aplikasi MUDAH CEPAT," bebernya.

"Padahal saya saja baru sekali klik (masuk aplikasi) kok bisa langsung ada catatan pinjaman? Artinya saat pertama klik masuk ke aplikasi, sistemnya seperti otomatis memasukkan data pinjaman. Bisa beneran mentransfer uang ke rekening kita tanpa persetujuan kita. Bisa juga tidak transfer tapi di aplikasi dimasukkan data pinjaman," sambungnya.

Tak tinggal diam, Veri memutuskan untuk menempuh jalur hukum. Kini ia sedang membuat laporan ke Polres Metro Bogor, Jawa Barat terkait dugaan penyebaran data pribadi oleh oknum aplikasi pinjaman online.