Singkat cerita, Adon pun melakukan check up ke dokter. Hasilnya tulang Adon dalam kondisi osteopenia atau kepadatan tulang yang tidak kuat. Sampai akhirnya Adon menjalani pengobatannya di Kuala lumpur.

"Ke Kuala Lumpur dicek sampai sempel darahnya harus dikirim ke US, hasilnya ada satu komponen yang bikin tulangnya nggak kuat," tabah Adon,

Berjuang untuk melawan sakitnya, Adon terus rutin melakukan injeksi di Kuala Lumpur. Tahun 2018, ia juga masih aktif bermusik menciptakan lagu-lagu. Namun, di tengah aktivitasnya, ia merasa ada pita suaranya yang tidak beres.

"Tahun 2018 itu mau beresin album rock ke 5, seperti biasa rekaman di rumah, biasanya 2 jam beres, saat itu tiba-tiba lagu yang harus diaransemen nggak nyama, tiba-tiba serak, dua minggu nggak sembuh," ucap Adon.

Ia pun kembali melakukan check up ke dokter, tak disangka dokternya terpaksa meminta maaf lantaran harus mengatakan jika ada set efek dari masalah tulang yang berpengaruh ke bagian pita suara.

Adon juga diminta untuk menjalani masa kesunyian selama 2,5 bulan. Selama itu ia tidak berbicara dan berbisik dengan tujuan untuk mengembalikan pita suara. Selama 1 bulan ia memilih untuk menepi di pulau Saparua, Maluku.

Setelah menepi, ia melakukan check up kembali, namun suaranya masih serak dan akhirnya memutuskan untuk resign dari bernyanyi. Dari pengalaman ini, Adon berpesan bahwa pemberian Tuhan adalah milik Tuhan

"Pemberian tuh memang sekedar pemberian bukan milik kita, termasuk pita suara." ucapnya.

Saat ini, Adon dan sang istri, Joyce tengah disibukkan dalam merintis homeschooling bernama Sunshine Montessori Presschool di Jakarta. Ia juga masih berjuang untuk kesembuhannya dan rutin melakukan injeksi selama 3 bulan sekali.