Absen di sidang kasus hak cipta lagu, Vidi Aldiano ungkap kondisinya jalani kemoterapi di Malaysia

Brilio.net - Vidi Aldiano akhirnya buka suara terkait ketidakhadirannya dalam sidang kasus hak cipta lagu 'Nuansa Bening' yang menyeret namanya. Lewat video yang dibagikan di media sosial, ia mengungkap kondisi kesehatannya yang kembali terganggu akibat kanker yang dideritanya.

Ia menyebut sudah beberapa bulan tidak membagikan kabar apapun karena tengah memproses banyak hal secara pribadi. Salah satunya termasuk perkembangan terbaru dari penyakit yang selama ini ia perjuangkan.

"Udah beberapa bulan gua nggak update ke kalian tentang apapun yang terjadi di hidup gua, terutama berkaitan dengan kesehatan gitu. Bukan karena gua lupa atau sibuk, tapi mungkin karena gua lagi mencoba memproses apa yang terjadi sama badan gua beberapa bulan terakhir," kata Vidi Aldiano, dikutip brilio.net pada Kamis (12/6).

Pada Desember lalu, Vidi sempat menjalani pemindaian untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuhnya. Hasilnya menunjukkan adanya gejala yang campur aduk.

foto: Instagram/@vidialdiano

"Saat aku melakukan scan badan Desember itu aku sebenernya posisinya masih oke, karena kondisinya win some, lose some artinya (kankernya) ada yang membesar, tapi ada yang mengecil," ujar Vidi.

Namun kondisi mulai berubah setelah Lebaran saat ia kembali menjalani pemeriksaan lanjutan. Hasil terbaru menunjukkan perkembangan yang tak sesuai harapan.

"Namun April setelah lebaran kita melakukan another scan untuk ngecek apakah obatnya yang aku pakai 5 tahun itu masih berfungsi atau enggak, dan hasil April itu lumayan bikin aku tidak bisa berfungsi beberapa waktu karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan," ungkapnya.

Vidi pun mendapat penjelasan dari dokter terkait penyebab kondisi tersebut. Ia diberitahu bahwa sel kanker di tubuhnya tumbuh semakin agresif.

"Kata dokter kanker aku tumbuh dengan cepat gitu. Jadi aku memutuskan untuk harus langsung ganti obat dan akhirnya aku dikasih sebuah obat yang ternyata adalah obat yang pertama kali aku didiagnosa kanker ini dulu di Singapura juga dokternya nyuruh aku pakai obat ini," kata Vidi Aldiano.

Ia juga menjelaskan bahwa obat tersebut belum tersedia di Indonesia. Maka dari itu, selama beberapa bulan terakhir ia harus bolak-balik ke luar negeri untuk menjalani perawatan.

"Karena obatnya belum ada di Indonesia, jadi harus melakukan (perawatan) semuanya di Penang. Jadi beberapa bulan terakhir ini aku harus pulang-pergi ke Penang untuk berobat. Kalau teman-teman ke sini pulang pergi Malaysia untuk manggung, aku di sini untuk masuk ke rumah sakit," ucapnya.

foto: Instagram/@vidialdiano

Menanggapi isu yang belakangan ramai dibicarakan di publik, Vidi memilih untuk tidak reaktif. Ia memilih untuk menyerahkan segala sesuatunya pada proses hukum yang berjalan.

"Terkait beberapa hal yang lagi ramai dibicarakan, aku memilih untuk tetap tenang dan menyerahkan semuanya kepada proses yang baik dan penuh rasa hormat," bebernya.

Vidi berharap semua pihak yang terlibat bisa menahan diri dan saling memahami. Menurutnya, tidak semua kebenaran harus disampaikan dengan suara keras.

"Semoga ada jalan tengah dan semoga ada ruang bisa saling memahami juga karena aku percaya kebenaran itu tidak selalu keluar dari suara yang keras untuk bisa sampai ke teman-teman semua," imbuh Vidi Aldiano.

Di akhir pernyataannya, Vidi mengungkap bahwa fokus utamanya saat ini adalah pada pemulihan kesehatan. Ia mengaku obat baru yang dijalaninya kini jauh lebih berat dibanding sebelumnya.

"Saat ini fokus utamaku adalah untuk foku ke kesehatan aku, karena obat baru ini jujur hidup aku hidup lebih menarik. Karena efek obat ini lebih keras dibandingkan apa yang aku sudah alami 5 tahun terakhir," imbuhnya.

Dalam kasus yang menyeret namanya, Vidi diketahui digugat oleh Keenan Nasution dan Rudi Pekerti, pencipta lagu "Nuansa Bening", yang mengaku tidak pernah menerima pembayaran royalti dari penampilan lagu tersebut.

Atas gugatan itu, Vidi dituntut membayar ganti rugi sebesar Rp24,5 miliar serta menghadapi kemungkinan penyitaan rumah tinggalnya.