Brilio.net - Dalam kehidupan sehari-hari, angka menjadi bagian penting dalam berbagai konteks, mulai dari menghitung harga barang, waktu, hingga menyebutkan jumlah populasi suatu kota. Namun, penggunaan angka secara berlebihan dalam tulisan dapat membuat teks terasa kaku dan kurang menarik. Untuk mengatasi hal tersebut, bahasa Indonesia memiliki cara yang unik dengan menggunakan kata bilangan sebagai pengganti angka. Penggunaan kata bilangan ini tidak hanya mempermudah pembaca dalam memahami angka yang disampaikan, tetapi juga memberikan variasi dalam gaya penulisan yang lebih menarik.

Penggunaan kata bilangan dalam bahasa Indonesia melibatkan pemahaman tentang cara penulisan bilangan hingga ribuan. Mulai dari satu hingga sepuluh, puluhan, ratusan, dan ribuan, penggunaan kata bilangan ini dapat menggambarkan jumlah atau urutan secara lebih jelas dan menarik. Misalnya, "tiga puluh" lebih menarik daripada "30", karena memberikan gambaran yang lebih hidup.

Salah satu hal penting dalam penggunaan kata bilangan adalah penggunaannya dalam kalimat yang lebih kompleks. Contohnya, "seratus enam puluh tujuh" untuk menggambarkan angka 167. Penggunaan kata "seratus" dan "seribu" juga memiliki aturan khusus di mana kata "satu" tidak digunakan di depannya, sehingga menjadi "seratus" dan "seribu".

Selain itu, kombinasi kata bilangan dengan kata lain seperti "lebih" dan "kurang" juga sering digunakan untuk menyatakan perbandingan. Misalnya, "lebih dari dua puluh" atau "kurang dari lima ratus". Dengan memahami cara penggunaan kata bilangan ini, kita dapat menulis teks dengan lebih hidup dan menarik, serta memudahkan pembaca dalam memahami angka yang disampaikan dalam bahasa Indonesia.

Berikut brilio.net memberikan penjelasan terkait kata bilangan sebagai penanda angka dilengkapi jenis, fungsi, contohnya dari rangkuman beberapa sumber, Jumat (19/4).

Jenis -jenis kata bilangan.

Kata bilangan adalah pengganti angka © berbagai sumber

foto: pixabay.com

1. Multiplikatif

Numeralia multiplikatif adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang merupakan kelipatan dari suatu angka tertentu. Dalam bahasa Indonesia, numeralia multiplikatif digunakan untuk mengungkapkan jumlah yang merupakan kelipatan dari bilangan bulat, seperti "dua kali lipat," "tiga kali lipat," "sepuluh kali lipat," dan seterusnya. Numeralia multiplikatif ini digunakan untuk menyatakan perbandingan atau penggandaan suatu jumlah atau ukuran.

2. Partitif

Numeralia partitif adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menyatakan sebagian dari suatu keseluruhan. Dalam bahasa Indonesia, numeralia partitif digunakan untuk mengungkapkan bagian dari jumlah keseluruhan, seperti "separuh," "dua per tiga," "tiga per empat," dan sebagainya. Numeralia partitif ini digunakan untuk menyatakan perbandingan bagian dengan keseluruhan.

3. Kata bilangan pokok

Numeralia pokok adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang sebenarnya atau tidak memiliki tambahan perbandingan. Dalam bahasa Indonesia, numeralia pokok digunakan untuk mengungkapkan jumlah yang bersifat mutlak, seperti "satu," "dua," "tiga," dan seterusnya. Numeralia pokok ini digunakan untuk menyatakan jumlah benda, orang, atau hal lain secara spesifik tanpa perbandingan dengan yang lain.

4. Kata bilangan tingkat

Kata bilangan tingkat digunakan untuk menyatakan tingkatan atau peringkat suatu objek. Contohnya adalah "pertama," "kedua," dan "terakhir." Kata bilangan tingkat sering digunakan untuk menjelaskan urutan atau posisi suatu objek dalam suatu rangkaian. Misalnya, "juara pertama" atau "urutan kedua."

Jenis kata bilangan berdasarkan kejelasan jumlah.

Kata bilangan adalah pengganti angka © berbagai sumber

foto: pixabay.com

Kata bilangan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah atau banyaknya suatu benda atau orang. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata bilangan takrif dan kata bilangan tak takrif.

1. Kata bilangan takrif

Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang pasti atau pasti terjadi, misalnya "satu", "dua", "tiga", "empat", dan seterusnya. Kata bilangan takrif biasanya diikuti oleh kata benda tunggal, misalnya "satu buku", "dua pensil", "tiga mobil", dan sebagainya. Kata bilangan takrif dapat digunakan untuk menyatakan jumlah yang pasti dan bisa dihitung dengan jelas.

2. Kata bilangan tak takrif

Kata bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang digunakan untuk menyatakan jumlah yang tidak pasti atau tidak terbatas, misalnya "beberapa", "banyak", "sedikit", "sebagian", "sejumlah", dan sebagainya. Kata bilangan tak takrif tidak diikuti oleh kata benda tunggal, melainkan dapat diikuti oleh kata benda jamak atau kata benda tanpa kuantitas, misalnya "beberapa buku", "banyak pensil", "sedikit air", "sejumlah uang", dan sebagainya. Kata bilangan tak takrif digunakan untuk menyatakan jumlah yang tidak bisa dihitung dengan pasti atau jumlah yang relatif.

Jadi, perbedaan utama antara kata bilangan takrif dan tak takrif terletak pada kepastian jumlah yang diungkapkan. Kata bilangan takrif menyatakan jumlah yang pasti dan dapat dihitung, sedangkan kata bilangan tak takrif menyatakan jumlah yang tidak pasti atau tidak terbatas.

 

(Magang/Robiul Adil Robani)