Brilio.net - Contoh laporan hasil observasi merupakan salah satu laporan yang wajib diketahui, terlebih jika kamu ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau dunia kerja. Membuat laporan hasil observasi menjadi dasar yang bisa kamu pegang untuk bekal di kemudian hari saat membuat laporan apa saja. Sebab baik di dunia pendidikan maupun di dunia kerja tak terlepas dari membuat laporan.

Contoh laporan hasil observasi ini juga penting untuk dipelajari agar kamu mampu menyelesaikan tugas-tugas observasi yang diberikan guru. Tugas observasi dapat berbagai tema mulai dari tugas observasi di lingkungan sekolah, pelajaran IPA, IPS atau berbagai tema lainnya. Oleh sebab itu, wajib untuk mempelajari contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah.

Berikut contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah beserta pengertian, struktur, dan cara membuatnya yang dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (23/5).

Pengertian laporan hasil observasi di lingkungan sekolah.

Contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah © freppik.com

foto: pexels.com

Laporan hasil observasi adalah dokumen yang berisi ringkasan dan analisis hasil dari kegiatan pengamatan atau observasi suatu objek, peristiwa, atau fenomena tertentu. Laporan ini dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan secara langsung melalui pengamatan langsung, pencatatan, dan analisis situasi yang diamati.

Tujuan utama laporan hasil observasi adalah untuk menyampaikan temuan dan informasi yang diperoleh selama proses observasi kepada pihak yang berkepentingan. Laporan tersebut dapat digunakan untuk tujuan penelitian, evaluasi, pengambilan keputusan, atau sebagai bahan referensi untuk kegiatan selanjutnya.

Struktur laporan hasil observasi dapat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuannya, tetapi umumnya meliputi komponen-komponen berikut:

1. Pendahuluan.

Bagian ini menjelaskan tujuan observasi, konteks observasi, dan kerangka teoritis yang menjadi dasar observasi.

2. Metode Observasi.

Bagian ini menjelaskan detail tentang metode yang digunakan dalam observasi, termasuk deskripsi objek yang diamati, teknik pengamatan yang digunakan, alat yang digunakan, dan waktu serta tempat observasi dilakukan.

3. Hasil Observasi.

Bagian ini berisi temuan-temuan yang diperoleh selama proses observasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa catatan, gambar, grafik, atau data numerik lainnya yang relevan dengan tujuan observasi. Hasil ini disajikan secara sistematis dan terperinci sesuai dengan aspek yang diamati.

4. Analisis dan Interpretasi.

Bagian ini menjelaskan analisis dan interpretasi terhadap hasil observasi. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk mengidentifikasi pola, tren, atau hubungan yang relevan dengan tujuan observasi. Interpretasi dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan menjelaskan makna dari hasil observasi.

5. Kesimpulan.

Bagian ini berisi ringkasan singkat dari temuan utama yang dihasilkan dari observasi. Kesimpulan ini menggambarkan hasil yang dicapai dan mencerminkan jawaban terhadap tujuan observasi.

6. Rekomendasi.

Jika diperlukan, bagian ini dapat mencakup rekomendasi atau saran berdasarkan hasil observasi. Rekomendasi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan atau perbaikan di masa mendatang.

7. Daftar Referensi atau Sumber Data.

Bagian ini berisi daftar referensi atau sumber data yang digunakan dalam laporan observasi. Hal ini penting untuk memberikan kredibilitas dan transparansi terhadap informasi yang disampaikan.

Laporan hasil observasi harus ditulis secara jelas, obyektif, dan akurat. Data yang dikumpulkan harus terpercaya dan disajikan dengan menggunakan format yang sesuai. Laporan harus mengikuti struktur yang logis dan ringkas agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

 

 

Cara membuat laporan hasil observasi.

Contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah © pexels.com

foto: pexels.com

1. Tentukan tujuan observasi.

Tentukan tujuan utama dari observasi kamu. Apa yang ingin kamu amati dan pelajari? Tujuan ini akan menjadi panduan dalam proses pengamatan dan penulisan laporan.

2. Identifikasi objek atau fenomena yang akan diamati.

Tentukan objek atau fenomena yang akan kamu amati. Misalnya, jika kamu melakukan observasi di taman, objek yang akan diamati bisa berupa perilaku manusia, keanekaragaman tumbuhan, atau interaksi hewan dengan lingkungan.

3. Rencanakan metode observasi.

Tentukan metode dan teknik pengamatan yang akan kamu gunakan. Apakah kamu akan melakukan pengamatan langsung, wawancara, pengamatan partisipatif, atau menggunakan alat bantu tertentu seperti kamera atau perekam suara?

4. Lakukan observasi.

Lakukan pengamatan sesuai dengan metode yang telah kamu rencanakan. Catat data dan informasi yang relevan secara sistematis. Gunakan catatan, gambar, atau alat bantu lainnya untuk mendokumentasikan observasi kamu.

5. Analisis data.

Setelah pengamatan selesai, analisislah data yang telah kamu kumpulkan. Identifikasi pola, tren, atau hubungan yang muncul dari data tersebut. Buat catatan mengenai temuan-temuan yang menarik atau penting.

6. Struktur laporan.

Atur struktur laporan kamu. Umumnya, laporan hasil observasi terdiri dari pendahuluan, metode observasi, hasil observasi, analisis, kesimpulan, dan rekomendasi. Pastikan untuk mengorganisir informasi kamu dengan jelas dan logis.

7. Tulis laporan.

Mulailah menulis laporan dengan mengikuti struktur yang telah kamu tetapkan. Jelaskan tujuan observasi, objek yang diamati, metode yang digunakan, dan konteks observasi. Sajikan hasil pengamatan kamu dengan detail dan terperinci. Berikan analisis yang menggambarkan pola atau hubungan yang kamu temukan. Buat kesimpulan yang mencerminkan temuan utama kamu dan sertakan rekomendasi jika diperlukan.

8. Revisi dan penyempurnaan.

Setelah menulis laporan, revisi dan perbaiki kesalahan atau kekurangan yang mungkin ada. Pastikan laporan kamu jelas, terstruktur dengan baik, dan mudah dipahami oleh pembaca.

9. Buat abstrak atau ringkasan.

Buat ringkasan atau abstrak singkat yang menjelaskan secara singkat tujuan observasi, metode, hasil, dan kesimpulan utama dari laporan. Hal ini akan membantu pembaca untuk mendapatkan gambaran cepat tentang laporan kamu.

10. Review dan finalisasi.

Terakhir, baca kembali laporan kamu untuk memastikan keseluruhan laporan sudah sesuai dengan tujuan dan hasil observasi. Pastikan tidak ada kesalahan tata bahasa atau kesalahan penulisan lainnya sebelum laporan akhirnya diselesaikan dan diserahkan.

Contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah.

Contoh laporan hasil observasi di lingkungan sekolah © pexels.com

foto: pexels.com

Judul Penelitian: "Analisis Kebersihan Lingkungan Sekolah dan Keterlibatan Siswa dalam Pengelolaan Sampah"

Pendahuluan:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebersihan lingkungan sekolah dan keterlibatan siswa dalam pengelolaan sampah. Dalam lingkungan sekolah, kebersihan sangat penting untuk menciptakan suasana yang nyaman dan sehat bagi siswa dan staf. Selain itu, melibatkan siswa dalam pengelolaan sampah dapat membentuk kesadaran lingkungan dan kepedulian terhadap kebersihan.

Metode Penelitian:

1. Pemilihan Lokasi: Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Yogyakarta, yang terletak di daerah perkotaan.

2. Pengumpulan Data: Pengamatan dilakukan selama 1 minggu dengan menggunakan pengamatan langsung dan wawancara terstruktur.

3. Pengamatan Lingkungan: Pengamatan dilakukan terhadap kebersihan lingkungan sekolah, termasuk halaman, kelas, kantin, dan area umum lainnya. Pengamatan meliputi penilaian terhadap kebersihan, keadaan sampah, dan ketersediaan tempat sampah.

4. Wawancara: Wawancara dilakukan dengan beberapa siswa dan petugas kebersihan sekolah untuk mendapatkan persepsi mereka tentang kebersihan lingkungan dan keterlibatan siswa dalam pengelolaan sampah.

Hasil Observasi:

1. Kebersihan lingkungan sekolah: Dalam pengamatan terhadap lingkungan sekolah, ditemukan bahwa kebersihan secara umum terjaga dengan baik. Area-area umum seperti halaman dan kelas terlihat bersih dan teratur.

2. Kondisi sampah: Meskipun kebersihan secara umum baik, terdapat beberapa area yang mengalami akumulasi sampah seperti area kantin dan sekitar tempat parkir sepeda. Beberapa tempat sampah juga terlihat penuh atau kurang tersedia di beberapa lokasi.

3. Keterlibatan Siswa: Dari wawancara dengan siswa, sebagian besar menyadari pentingnya kebersihan lingkungan sekolah. Namun, hanya sedikit siswa yang secara aktif terlibat dalam pengelolaan sampah, seperti memisahkan sampah organik dan non-organik, atau menjadi anggota kelompok kebersihan sekolah.

Analisis dan Interpretasi:

Berdasarkan hasil observasi, kebersihan lingkungan sekolah secara umum terjaga dengan baik. Namun, perlu perhatian lebih terhadap area-area yang rentan mengalami akumulasi sampah seperti area kantin dan tempat parkir sepeda. Keterlibatan siswa dalam pengelolaan sampah perlu ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi yang lebih aktif dalam menjaga kebersihan sekolah.

Kesimpulan:

Dalam keseluruhan, lingkungan sekolah telah memperhatikan kebersihan dengan baik. Namun, upaya perbaikan perlu dilakukan terutama dalam pengelolaan sampah. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pengelolaan sampah dapat menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman untuk kelangsungan belajar mengajar di sekolah.