Brilio.net - Saat ini masyarakat Indonesia dalam kesehariannya semakin dituntut bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar. Tapi juga bagaimana merak bisa memenuhi kebutuhan lain untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Sayangnya, berdasarkan Survei Literasi dan Inklusi Keuangan Nasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2016, lebih dari 70% masyarakat Indonesia belum bisa mengatur keuangan dengan baik. Bahkan banyak dari mereka tidak memiliki akses ke dunia perbankan.   

Fakta inilah yang membuat Home Credit Indonesia, perusahaan pembiayaan multiguna memberikan tips finansial sekaligus edukasi mengatur keuangan agar masyarakat punya kebebasan finansial.

“Kami ada untuk menjadi teman bagi masyarakat dalam memberikan tips finansial dan informasi tentang bagaimana cara mendapatkan pemberdayaan finansial dengan cara yang mudah dimengerti, menyenangkan, dan selaras dengan kehidupan masyarakat dalam kesehariannya,” ujar Direktur Home Credit Indonesia Moin Uddin saat jumpa pers dalam acara Year End and Media Gathering di Jakarta, Selasa (3/12).

Home Credit © 2019 brilio.net

Lewat kampanye #YangKamuMau, FUNancial, perusahaan ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi pengelolaan finansial dengan baik, termasuk mengetahui apa saja opsi yang bisa mereka miliki untuk membantu mewujudkan masa depan tanpa adanya beban dan kesulitan dalam mempertahankan gaya hidup yang diinginkan.

Acara talk show #YangKamuMau FUNancial ini pertama kali diluncurkan secara internal dalam rangka merayakan Hari Literasi Keuangan Nasional di Jakarta pada pertengahan  November 2019 lalu. Dalam kesempatan yang menhadirkan sejumlah pembicara seperti Perencana Keuangan Independen & Co-Founder dari Hahaha Corp dan para pembicara dari komunitas lokal, para peserta mendapatkan informasi cara mengatasi dilema finansial.

Moin Uddin menjelaskan kampanye ini sejalan dengan program OJK untuk meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat di Indonesia agar mereka bisa mendapatkan pemberdayaan finansial yang maksimal serta meraih kebebasan finansial dalam kesehariannya.

“Kami memberikan layanan yang mulus serta dapat diandalkan. Ini terbukti dengan total pembiayaan sebesar Rp8,9 triliun yang telah disalurkan kepada perorangan, dan ini merupakan peningkatan sebesar 33,5% Year-on-Year pada September 2019. Jumlah klien yang kami layani juga meningkat sebesar 32,1%,” ujar Moin Uddin.

Home Credit © 2019 brilio.net Plt Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Riki Arif Gunawan

Sementara itu, Plt Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Riki Arif Gunawan mengapresiasi kampanye yang dilakukan Home Credit karena bisa membantu pemerintah memberikan solusi pada persoalan finansial masyarakat yang tidak bisa mengakses pembiayaan dari perbankan. Menurutnya, saat ini ada kurang lebih 40 persen masyarakat yang tidak bisa mendapatkan pembiayaan dari perbankan. “Tentu saja ini menjadi pasar potensial bagi layanan pembiayaan multiguna seperti Home Credit,” katanya.

Riki pun mendorong agar masyarakat bisa memanfaatkan pembiayaan digital dengan tetap mengedepankan faktor kehati-hatian. Sebab, layanan digital dalam setiap pengajuan pembiayaan tidak bertemu muka dan tidak menggunakan kertas. Artinya seluruh aplikasi dokumen menggunakan digital, termasuk transaksi yang tidak lagi menggunakan pembayaran tanpa uang fisik.

“Saat ini kita (pemerintah) tengah menyiapkan ketentuan terkait tandatangan digital untuk meminimalisir tindak kejahatan yang mungkin bisa terjadi dalam penyertaan dokumen digital,” ujar Riki.