Brilio.net - Anggaran setiap orang tentu berbeda, bahkan saat ini sebagian orang telah menyiapkan dana untuk masa depan. Investasi menjadi salah satu pilihan bagi setiap orang sebagai komitmen yang dilakukan, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan.

Pada zaman yang sudah berkembang seperti saat ini, tentunya banyak juga perusahaan apalagi bank yang menyediakan investasi untuk masa depan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi diartikan sebagai penanaman modal dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan (return).

Nah, lebih lanjut untuk memahami manfaat serta tujuan investasi lebih dalam, berikut dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (23/3).

Manfaat Investasi.

Investasi adalah penanaman modal © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Jika kamu mencoba untuk investasi demi sebuah kepentingan di masa depan, maka ini manfaat yang akan kamu peroleh.

a. Dapat menyesuaikan dengan suatu perubahan kebutuhan.

b. Dapat memberikan sebuah penghasilan yang tetap.

c. Dapat menjadi penghasilan untuk jangka panjang.

d. Melindungi aset dari investasi, dengan berinvestasi, maka aset akan berkembang menghasilkan nilai tambah sehingga dapat mengimbangi adanya inflasi.

e. Dapat melatih gaya hidup yang hemat, dengan investasi maka menghindari seseorang untuk membeli sesuatu hal yang nggak penting dan bersifat lebih ekonomis.

f. Memenuhi kebutuhan di masa depan, investasi di masa sekarang bertujuan untuk menunjang dan mendukung kehidupan di masa depan karena nilainya akan naik.

Jenis Investasi.

Investasi adalah penanaman modal © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Jenis investasi dibedakan berdasarkan waktunya dibedakan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan jangka panjang.

a. Investasi jangka pendek.

Investasi jangka pendek merupakan investasi yang berorientasi dalam jangka pendek atau sementara dengan hasil terlihat setelah 3-12 bulan.

Investasi ini bersifat spekulatif (untung-untungan), karena investor dapat dengan mudah mengubah bentuk investasinya. Pada umumnya investasi jangka pendek nggak menjadi fokus dari hukum investasi.

b. Investasi jangka panjang.

Investasi jangka panjang termasuk dalam kategori investasi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menunjukkan hasil dan pengembaliannya.

Salah satu ciri utama dari investasi jangka panjang adalah investor secara efektif melakukan kontrol manajemen dan investor memiliki pengaruh yang dominan pada kegiatan operasional, serta bertanggung jawab pada pengembangan perusahaan.

Jenis instrumen investasi yang populer, dan tentunya sudah banyak diketahui, investasi jenis ini memiliki banyak pilihan. Contohnya seperti investasi berikut ini.

- Investasi saham, saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pembelian saham suatu perusahaan hanyalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

- Investasi logam mulia dan emas, investasi ini tentu sudah nggak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, pasalnya, investasi jenis ini cenderung aman, seiring dengan kenaikan harga emas dan logam mulia.

- Obligasi, adalah sertifikat hutang jangka menengah hingga jangka panjang yang dapat dialihkan.

- Properti, properti tanah dan bangunan merupakan investasi jangka panjang yang menjanjikan. Karena nilai properti akan meningkat dari tahun ke tahun mencapai 15% sampai 20%.

- Asuransi, asuransi menjadi aset untuk melindungi diri, keluarga, rumah, kendaraan, dan lainnya. Investasi asuransi menjadi salah satu pilihan untuk jangka panjang.

Prinsip Investasi.

Investasi adalah penanaman modal © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Dalam berinvestasi memerlukan prinsip-prinsip yang perlu dipegang teguh oleh investor. Setidaknya, ada tiga prinsip yang mendasar dan sangat penting untuk menjadi landasan dalam berpikir dan bertindak untuk melakukan investasi.

a. Perlindungan terhadap modal, perlindungan terhadap modal yaitu untuk mempertahankan apa yang telah dimiliki. Prinsip ini sangat mendasar bagi seluruh aktivitas investasi.

b. Mengelola risiko secara aktif, risiko bersifat kontekstual. Risiko berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan kompetensi. Maka dari itu investor perlu melakukan pembelajaran secara bertahap dan terus menerus untuk dapat mempertajam kompetensi di bidangnya masing-masing.

c. Membangun model investasi yang disesuaikan profil dan karakternya. Setiap investor pasti memiliki tujuan masing-masing untuk berinvestasi. Dengan prinsip tersebut kamu dapat memahami kenapa ada investor yang lebih senang berinvestasi pada aset tertentu.