Brilio.net - Google hari ini merilis hasil penelitian terkait kewirausahaan perempuan Indonesia serta tantangan yang mereka hadapi. Lewat program Women Will, yang juga memberikan pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi perempuan pemilik bisnis, penelitian Google-Kantar bertajuk Advancing Women in Entrepreneurship ini menyurvei 990 perempuan dan 510 laki-laki dalam dua bulan pertama 2020 tentang alasan mereka memilih bekerja serta hal-hal yang penting bagi mereka saat mencari pekerjaan. 

Penelitian ini menemukan fakta bahwa 49% perempuan menyatakan diri sebagai pewirausaha dengan bisnis yang mereka jalankan sendiri saat ini, sedangkan 45% berkata baru ingin berwirausaha. Dari sisi laki-laki, 61% dari mereka berkata sudah menjadi pewirausaha dan 34% menyatakan ingin berwirausaha.

Berikut enam fakta hasil penelitian Google tentang peluang bisnis perempuan. 

1. Meningkatkan keterampilan menjalankan bisnis

Riset Google © 2020 brilio.net

Setidaknya delapan dari 10 perempuan yang sudah atau ingin berwirausaha di Indonesia mengungkapkan bahwa mereka ingin meningkatkan keterampilan menjalankan bisnis (misalnya, keterampilan berbisnis, pengelolaan uang, keterampilan digital, dan lain sebagainya). Selain itu, 83% perempuan menyatakan bersedia mengikuti pelatihan online, dan ini adalah angka tertinggi yang tercatat di Asia Tenggara.

2. Paling lama berselancar di dunia maya

Riset Google © 2020 brilio.net

Di kawasan ini, pengguna internet perempuan menyebutkan bahwa mereka menghabiskan rata-rata 5,5 jam sehari untuk online, dengan 85%-nya menggunakan ponsel untuk mengakses internet. 

“Ada peluang untuk menggunakan pelatihan online sebagai cara memenuhi keinginan belajar keterampilan tambahan dan mendukung kesuksesan pewirausaha perempuan,” ujar Veronica Utami, Marketing Director, Google Indonesia.

3. Perempuan bisa bekerja full time dan tetap menjadi ibu 

Riset Google © 2020 brilio.net

Meski angka partisipasi perempuan dalam bidang kewirausahaan di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara, perempuan masih dianggap seharusnya berfokus untuk mengurus rumah tangga, dengan rendahnya penerimaan secara budaya terhadap ibu yang bekerja purnawaktu. Perempuan lebih mungkin daripada laki-laki untuk bisa menerima hal tersebut di mana 52% dari mereka percaya bahwa perempuan seharusnya boleh bekerja purna waktu setelah menjadi ibu, sementara laki-laki yang setuju hanyalah 41%.

4. Tanggungjawab mengurus rumah tangga 

Riset Google © 2020 brilio.net

Ketimpangan terlihat lebih jelas dalam hal pekerjaan rumah tangga, dengan 67% perempuan berkata mereka memikul tanggung jawab utama, sementara hanya ada 24% laki-laki yang mengatakan pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab mereka. Perempuan menghabiskan 3,1 jam per hari untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, dibandingkan 2,5 jam untuk laki-laki. Dengan kata lain, ada selisih sebesar 24%.

5. Tantangan yang dihadapi

Riset Google © 2020 brilio.net

Perempuan yang saat ini sudah berwirausaha menyatakan hambatan mereka adalah kurangnya jaringan bisnis dan keterampilan pemasaran, sedangkan mereka yang baru ingin memulai menyebutkan kurangnya rasa percaya diri, ketakutan akan kegagalan, dan kurangnya pemahaman tentang cara memulai sebagai tantangan terbesar. Sekitar 59% pewirausaha perempuan saat ini mengatakan bahwa akses ke kelompok sosial yang suportif perlu diperbaiki.

6. Hal yang mendorong perempuan ingin berusaha

Riset Google © 2020 brilio.net

Menciptakan dan mendukung kesempatan berjejaring untuk menghubungkan perempuan dengan orang-orang lain yang sepemikiran akan membantu mengurangi kebingungan mengenai cara memulai bisnis sendiri.

“Kita harus memanfaatkan minat perempuan untuk belajar online dan membuka lebih banyak kesempatan berjejaring online. Melalui Women Will, kami ingin membangun komunitas perempuan yang merasa cukup percaya diri dalam berwirausaha untuk membantu menopang dan mencukupi kebutuhan keluarga, yang kita tahu sangatlah penting bagi perempuan Indonesia,” tutup Veronica.