Brilio.net - Tubuhnya tinggi proporsional. Rambutnya yang cokelat kehitaman terlihat terurai melebihi pundaknya. Ketika dijumpai brilio.net di bilangan Kota Yogyakarta pada Selasa (11/2), gadis berkulit putih ini tampak bermandikan peluh.

"Halo mas, maaf ya kucel. Habis latihan soalnya," sapanya mengawali perbincangan, sambil mengusap peluh yang mampir di dahinya.

Dia adalah Liontin Evangelina Setiawan. Namanya mungkin belum begitu kamu kenali lantaran olahraga yang digelutinya tak sepopuler sepak bola. Namun ia memiliki potensi menjadi seorang bintang olahraga. Muda, cantik, dan tentunya punya segudang prestasi.

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

Liontin Evangelina adalah salah satu contoh, bahwa perundungan atau bullying di masa sekolah tak selamanya berakhir buruk. Bagi Angel, sapaan akrab Liontin, bullying justru menyulap dirinya menjadi seorang atlet sepeda berprestasi di skala nasional maupun internasional.

"Dulu aku sebenarnya ingin jadi desainer. Tapi gara-gara obesitas, akhirnya aku sempat trauma sekolah karena dibully terus karena badanku gemuk," kenang gadis kelahiran 13 Juli 1999 ini.

Sadar sering dibully teman-teman sekolah, Angel pun bertekad mengubah hidupnya. Ia mencoba beragam olahraga seperti renang, pencak silat, dan taekwondo, dengan harapan dapat menurunkan berat badan. Sayangnya, usahanya itu tak membuahkan hasil.

Beruntung Angel memiliki seorang ibu yang juga mantan atlet sepeda. Bak buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Angel pun diajak sang ibu untuk 'gowes' dengan tujuan sama seperti sebelumnya, menurunkan berat badan.

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

Perlahan tapi pasti, Angel yang awalnya mengaku iseng mengikuti ajakan sang ibu lama-lama menyukai kegiatan bersepeda. Gadis yang hobi makan ini pun sempat diiming-imingi sesuatu oleh ibunya jika ia mau rutin bersepeda.

"Aku itu suka makan. Tapi dulu jantung suka sakit jadi nggak boleh makan sembarangan sama orangtua. Kata mama kalau aku rutin sepedaan boleh makan apapun yang aku suka," ucapnya sambil tersipu malu.

Tahun 2012, Angel pun memberanikan diri untuk ikut lomba pertama kalinya. Kejuaraan pertamanya adalah tingkat nasional di bawah usia 16 tahun. Hasilnya pun tak main-main. Angel sukses menggondol peringkat tiga nasional di usianya yang baru menginjak 13 tahun.

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

"Itu ikut lomba cuma iseng-iseng berhadiah," terangnya.

Kini gadis 18 tahun ini menjelma sebagai atlet sepeda balap tingkat nasional. Spesialisasinya adalah kelas 3000M IP dan ITT datar dengan track velodrome dan jalan raya. Angel lantas mulai serius menekuni balap sepeda sejak 2016, setelah dirinya sukses masuk pelatda.

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

Porsi latihan mulai dari yang ringan hingga berat hampir setiap hari ia jalani. Gadis kelahiran Yogyakarta ini pun berkali-kali ke luar negeri untuk mengikuti kejuaraan, mengasah kemampuan, hingga meningkatkan pengalamannya.

gadis cantik ini berubah jadi pebalap berprestasi © 2018 Liontin Evangelista

foto: dok. pribadi

Angel beberapa kali membawa nama Indonesia di ajang internasional. Ia pernah meraih medali perunggu pada Kejuaraan Asia kategori Women Junior Individual Time Trial, di Sirkuit Internasional Bahrain, Februari 2017. Kini ia tengah fokus menghadapi kejuaraan di Malaysia dan beberapa negara Asia lainnya.

"22 dan 29 Februari ini aku ada lomba di Malaysia. Maret awal juga ada etape di Vietnam. Balik ke Indonesia lagi mungkin sekitar akhir Maret," tandasnya.