Brilio.net - Ajax Amsterdam mengubur mimpi mereka untuk lolos ke final sekaligus memegang trofi Liga Champions edisi 2018/2019. Langkah mereka terhenti di semifinal setelah disingkirkan Tottenham Hotspur pada leg 2 semifinal Liga Champions 2-3 di Stadion Johan Cruyff Arena, Kamis (9/5). Ajax kalah produktivitas gol tandang dari Spurs.

Tam dimungkiri tim besutan Erik ten Hag merupkan tim fenomenal di Liga Champions musim ini. Juara empat kali Liga Champions ini sukses menyingkirkan tim raksasa dan lolos ke semifinal sebagai tim non unggulan. Sukses menyingkirkan tim raksasa, tim yang berlaga di Eredivise Belanda ini pun digadang-gadang bisa ke final.

Sayang harapan itu sirna di tangan Spurs. Percaya diri dengan keunggulan tandang pada leg 1, menjadikan mimpi Ajax melambung tinggi untuk lolos ke final. Terlebih pada leg 2 semifinal, Ajax bermain di kandang sendiri.

Hal yang wajar jika kegagalan di semifinal dengan banyaknya peluang untuk maju ke final ini meruntuhkan hati mereka. Ada beberapa alasan mereka layak untuk menangisi kegagalan mereka. Brilio.net merangkum dari beberapa sumber tentang alasan gugurnya mereka di semifinal Liga Champions.

 

1. Unggul agregat 3-0.

Ajax  © 2019 brilio.net

foto: Twitter/@ChampionsLeague

Menjamu Spurs di Johan Cruyff Arena, Ajax memiliki modal kemenangan 1-0 dari leg 1 di Stadion Tottenham Hotspur. Terlebih mereka unggul 2-0 di babak pertama. Menang dua gol di babak pertama membuat mereka unggul agregat sementara 3-0.

Sejak menit ke-5, Ajax sudah unggul lewat gol dari sang kapten Matthijs de Ligt. Tandukannya sukses bersarang di gawang tim tamu. Ajax menggandakan kedudukan di menit 35. Kali ini, Hakim Ziyech yang sukses memperdaya kiper Spurs, Hugo Lloris.


2. Dua peluang Haikm Ziyech salah satunya menyentuh tiang.

5 Alasan gugurnya Ajax di semifinal meruntuhkan hati mereka © 2019 brilio.net

foto: Twitter/@AFCAjax

Hakim Ziyech sukses mengonversi peluang menjadi gol. Gol kedua Spurs berkat sepakan kaki kiri Ziyech. Sayangnya Hakim Ziyech juga membuang satu peluang penting yang bisa membantu Ajax lolos ke final.

"Ketika tembakan Ziyech mengenai tiang gawang, (jika gol) itu seharusnya mengakhiri perjuangan Tottenham. Tapi saya tidak menyalahkan siapapun. Kami menjalani musim yang indah di Liga Champions," lanjut Ten Hag seperti dikutip brilio.net dari BBC.

 

3. Menyingkirkan Juventus dan Real Madrid

Ajax  © 2019 brilio.net

foto: Twitter/@ChampionsLeague

Salah satu sensasi Ajax di Liga Champions musim ini adalah menaklukkan dua tim yang digadang-gadang juara, Real Madrid dan Juventus. Kesuksesan menyingkirkan tim raksasa, membuat mimpi Ajax untuk bisa menjuarai Liga Champions kelima kali pun menjulang tinggi.

Awalnya Ajax menyingkirkan Madrid di babak 16 besar. Real Madrid menang 2-1 di leg 1. Namun pada leg 2, Real Madrid dibenamkan tim yang biasanya hanya menjadi tim bulan-bulanan dalam dua dekade terakhir Liga Champions musim ini. Real Madrid kalah 4-1 di kandang Ajax.

Kemudian di perempatfinal Liga Champions, sensasi dari Ajax berlanjut. Melawan Juventus, Ajax sukses menahan imbang 1-1 di kandang. Dalam laga tandangnya di kandang Juventus, Ajax menang 2-1.

 

4. Kebobolan di detik terakhir injury time

Ini kata tak terduga Lucas Moura, pencetak hattrick Spurs vs Ajax © 2019 brilio.net

foto: Twitter/@ChampionsLeague

Ajax memang layak untuk menangisi kegagal mereka di semifinal Liga Champions. Terlebih mereka tersingkir dengan cara yang dramatis. Unggul agregat 3-0 di babak pertama leg 2 setelah pada laga leg 1 menang 1-0 membuat langkah mereka semakin dekat ke final. Namun, dalam sepakbola semuanya serba mungkin. Spurs mengejar ketertinggalannya lewat trigol Lucas Moura pada menit 55, 59 dan injury tim 90+6.

Gol terakhir Lucas Moura ini lah yang membuat Ajax menangis. Praktis dengan skor 3-2 membuat Spurs yang berhak ke final Liga Champions di Madrid pada Juni besok. Spurs unggul berkat agresivitas gol tandang.

 

5. Merasakan hasil buruk di kandang sendiri

Ajax  © 2019 brilio.net

foto: Twitter/@ChampionsLeague

Hal lain yang membuat Ajax patut menangis adalah mereka tersingkir di kandang sendiri. Stadion Johan Cruyff Arena menjadi saksi dari Ajax yang sukses menaklukkan  Real Madrid dan Juventus. Sayang perjuangan mereka pun harus berakhir di kandang sendiri.