Brilio.net - Keajaiban terjadi di Stadion Anfield, Rabu (8/5). Usai kalah telak di leg pertama, Liverpool secara mengejutkan berhasil menggunduli Barcelona empat gol tanpa balas. Keempat gol yang dicetak Divock Origi dan Georginio Wijnaldum sukses membawa tim berjuluk The Reds ke babak final dengan skor agregat 4-3.

Ini adalah raihan final dua musim berturut-turut bagi skuat asuhan Jurgen Klopp. Sebelumnya, tim asal Inggris ini juga berhasil melaju ke final pada tahun 2018. Namun mereka harus takluk dari Real Madrid pada laga tersebut.

Raihan ini tentu saja dirayakan dengan gegap gempita oleh para punggawa. Apalagi Liverpool menang besar atas klub penyabet gelar juara La Liga tanpa memainkan Mohamed Salah dan Roberto Firmino yang alami cedera. Hal ini terlihat dari rekaman perayaan di kamar ganti Liverpool.

Pada video yang diunggah oleh channel YouTube resmi Liverpool, terlihat para pemain saling tertawa. Mereka merayakannya dengan saling menyemangati dan memberi pujian. Sang pahlawan pemberi asisst gol terakhir, Trent Alexander-Arnold, yang tampak menahan harunya. Ia juga sempat mencium logo Liverpool di jersey miliknya.

Mo Salah dan Firmino yang tidak turun pada pertandingan penting itu juga terlihat saling berpelukan dengan pemain lain. Tentunya perayaan tidak meriah tanpa lagu dan tarian. Nyanyian 'final we coming' juga menggema di ruang ganti tim tuan rumah.

Liverpool baru saja melewati laga 'mission impossible' di Anfield. Setelah dikalahkan Barcelona 0-3 pada leg pertama, Liverpool harus membalas lebih banyak gol di leg kedua. Hasilnya The Reds mampu unggul 4-0 pada pertandingan tersebut.

Gol Liverpool masing-masing dicetak Divock Origi pada menit ke-7 dan 79. Sementara dua lainnya dicetak Georginio Wijnaldum yang masuk dari bangku cadangan pada menit ke-54 dan 56.

Kemenangan ini membuka kembali memori final Liga Champions tahun 2005. Liverpool yang berhadapan dengan AC Milan tertinggal tiga gol pada babak pertama. Namun akhirnya bangkit dengan menyamakan skor menjadi 3-3 yang bertahan hingga adu penalti. Hasilnya Steven Gerrard dan kawan-kawan kala itu mampu membalikkan nasib dengan menjadi kampiun setelah menang babak adu penalti.