Brilio.net - Diabetes melitus (DM) atau yang akrab dikenal dengan istilah kecing manis merupakan suatu kelainan metabolik yang banyak disebabkan oleh kekurangan insulin. DM sendiri bisa diakibatkan oleh pola hidup yang cenderung menyukai makanan manis. Data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebutkan bahwa terdapat 6,9% penduduk Indonesia menderita DM. Sedangkan untuk penyembuhan DM sendiri masih tergantung pada obat-obat kimia yang memiliki efek samping.

Melihat persoalan pengobatan terhadap DM yang masih sulit, lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UMY) membuat terobosan baru dari hasil penelitiannya terhadap manfaat jus ulat Hongkong. Temuan ini menjadi salah satu alternatif pengobatan DM. Kelima mahasiswa itu, Natasya Ayu Ningrum, Ninda Frymonalitza, Dzaki Alkafi, Latifah Amalia Zati dan Aldi Effando, meneliti di bawah bimbingan Dr Titiek.

"Awalnya salah satu teman kami orangtuanya mengomsumsi semut Jepang untuk pengobatan, sedangkan ulat Hongkong sendiri adalah larva dari semut Jepang tersebut. Ulat Hongkong ternyata memiliki kandungan enzim insulin seperti halnya semut Jepang dan ternyata harganya lebih murah," cerita Tasya kepada brilio.net, Jumat (7/8).

Proses pembuatan dari jus ulat Hongkong cukup simpel yaitu dengan membeli ulat Hongkong di pasar hewan dengan harganya Rp 5.000-Rp 6.000 untuk per onsnya. Ulat Hongkong yang sering digunakan sebagai makanan burung ini kemudian di cuci bersih lalu dihaluskan dengan blender. Takaran ulat Hongkong tiga ons yang telah dihaluskan dicampur dengan 30 ml air hingga halus. Setelah di jus kemudian disaring.

Penelitian perihal manfaat dari ulat Hongkong menjadi obat DM merupakan penelitian pertama di Indonesia. Hasil dari penelitian kemudian diujikan pada tikus putih yang telah dikelompokan menjadi lima dengan berbagai kondisi yang berbeda. Dari situlah terbukti bahwa dengan mengomsumsi jus dari ulat Hongkong dapat mengobati penyakit DM.

"Harapannya pemanfaatan ulat Hongkong untuk pengobatan bisa lebih banyak lagi, sebab ulat Hongkong memiliki banyak kandungan untuk penyembuhan. Kami berharap pengobatan dengan ulat Hongkong bisa diproduksi dan digunakan secara massal," harap Tasya dan rekannya.