Brilio.net - Teror bom dan penembakan yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1), memang meninggalkan duka mendalam. Tak hanya untuk warga Ibu Kota tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Teror yang memakan tujuh nyawa termasuk dua Warga Negara Asing (WNA) itu membuat trauma beberapa warga yang mencari nafkah di Jakarta.

Khaliq (28), salah satu perantau mengaku trauma atas kejadian tersebut. Pemuda asal Pamekasan, Madura itu mengaku belum lama merantau di Jakarta. Ia dan beberapa teman sedaerahnya mengadu nasib sebagai pekerja di sebuah proyek di daerah Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Lokasi itu tak terlalu jauh dari titik insiden teror Sarinah.

"Belum lama datang ke Jakarta, baru sekitar sebulan yang lalu. Saya kerja di sebuah proyek di Sudirman. Nggak jauh dari Sarinah yang ada di Jalan MH Thamrin," kata Khaliq membuka pembicaraan kepada brilio.net melalui layanan Story Telling Bebas Pulsa di nomor telepon 0800-1-555-999, Sabtu (16/1).

Khaliq mengatakan, pada saat kejadian, dirinya sedang berada di tempat kerjanya. Ia dengan jelas bisa mendengar ledakan  yang menurut pengakuannya terdengar hingga beberapa kali dan disertai rentetan tembakan.

"Saya sudah di tempat kerja saat pagi itu. Ledakannya lebih dari sekali dilanjut suara tembak-tembakan. Saya kira ada perampokan atau ada latihan perang," tambahnya polos.

Ia akhirnya mengetahui Ibu Kota diserang bom dan penembakan beberapa teroris setelah beberapa orang rekannya dikabari oleh atasannya untuk tetap di tempat. Ia dan beberapa rekannya mengaku sempat terbengong-bengong dan sedikit tidak percaya Jakarta yang begitu ramai bisa diserang oleh teroris. Meski begitu ia menuruti semua instruksi yang diberikan oleh atasannya.

"Kaget juga waktu dikasih tahu, sempet bengong dan takut. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang saya masih hidup kan?" katanya setengah bercanda.

Satu yang jadi pikiran Khaliq adalah keamanan di Jakarta ke depan. Ia mengaku sedikit was-was karena aksi teror serupa bisa saja terulang sewaktu-waktu. Khaliq mengaku sekarang dalam kebingungan yang nyata karena di satu sisi berniat mencari nafkah di Jakarta, sementara di sisi lain, teror bom membuatnya ketakutan.

"Saya bingung mau lanjut di Jakarta atau nggak karena saya takut teror itu terulang. Beneran was-was saya," pungkasnya.

Semangat Khaliq! Maju bersama seluruh rakyat Indonesia yang mengumandangkan #KamiTidakTakut.

Cerita ini disampaikan oleh Khaliq melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!