Brilio.net - Setiap orang memiliki kisah kehidupannya sendiri. Suka dan duka tak abadi, melainkan bergantian. Tapi di antara suka dan duka itu ada pelik laksana benang ruwet yang tak bisa dengan mudah diurai. Mungkin kondisi inilah yang sedang melanda Putri, nama samaran, (25) asal Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Setelah sekitar hampir dua tahun menikah, Putri masih teringat sang mantan.

Adalah Nala, bukan nama sebenarnya, (29) yang menjadi mantan terindah bagi Putri. Keduanya berkenalan lewat Facebook beberapa tahun lalu saat masih sama-sama bekerja di Ibu Kota Jakarta. Keduanya akhirnya pacaran selama sekitar 3-4 tahun.

"Dia orangnya baik, pengayom, nggak pernah macam-macam, tapi memang posesif. Bahkan saat pertama kali kopdar di Monas, Jakarta, dia sudah ngajakin saja sholat bareng," kata Putri yang pernah bekerja di Jakarta kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Sabtu (16/1).

Menurutnya, hubungan dengan Nala berakhir gara-gara Nala 'cemburu' Putri lebih sering bersama teman-temannya. Padahal Putri dan Nala sudah tunangan dan bersiap mengakhiri masa lajang. Dengan putusnya hubungan tersebut, Nala kembali ke daerah asalnya, Bandar Lampung,  Lampung, Sumatera. Hal ini jelas membuat rencana pernikahan keduanya porak-poranda dan keluarga Putri menanggung malu.

Namun hidup juga menggariskan jawaban lain. Putri dikenalkan oleh temannya kepada seorang pria bernama Wija, bukan nama asli, (27). Hanya dalam waktu satu bulan berkenalan, Putri menikah dengan Wija atas permintaan orangtuanya, dengan pertimbangan daripada menanggung malu terhadap banyak orang atas gagalnya pernikahan dengan Nala. Ikhlas tak ikhlas, Putri menerima Wija sebagai pasangannya.

Ibu satu anak ini menyatakan bahwa dia sayang pada Wija, mengingat ada rasa cemburu pada pria karyawan swasta itu. Pada saat melakukan foto pranikah (pre wedding), Wija justru genit mengobrol dengan wanita lain dan membiarkan Putri membawa banyak barang mereka. Di sinilah mereka bertengkar hebat. Tak pelak membuat Putri ragu atas pernikahan yang hendak berlangsung. Sebab, menurut teman-teman yang juga kenal dengan Wija, Wija bukanlah pria yang baik. Hal ini mendorong Putri ingin membatalkan semua rencana pernikahan dan menyusul Nala ke Bandar Lampung pada tahun 2013 lalu.

"Waktu itu Nala juga sempat bilang lewat telepon, kalau saya nggak mau suruh lari aja ke Bandar Lampung. Tapi Mama saya nangis-nangis dan melarang.  Lagian, menikah tanpa restu orangtua nggak akan berkah. Jadi, saya menuruti orangtua. Nggak mau saya jadi anak durhaka," papar Putri bernada suara sendu.

Sekalipun pernikahannya berlangsung sampai sekarang, dan ada rasa sayang terhadap suaminya, tapi Putri begitu kesal dan nelangsa dengan perlakuan kasar suaminya. Diakuinya, suaminya suka melakukan tindak kekerasan verbal maupun fisik. Hal ini jelas jauh berbeda dengan sifat dan sikap Nala di mata Putri.

"Suami saya kalau saya keliru melakukan pekerjaan seringberkata kasar.  Kemudian nggak jarang menampar dan memukul. Bukan hanya di dalam rumah, tapi tetangga dan mertua juga tahu. Tapi mereka diam saja. Saya juga pasrah dan bertahan demi keluarga," sambung Putri yang juga mengaku bahwa sekalipun orangtua kandungnya tahu dari tetangganya dia jadi korban KDRT, orangtuanya tak berbuat banyak, mengingat suaminya selalu berjanji tak mengulangi dan keluarga besan selalu membela suami.

Lebih lanjut, Putri juga menyatakan bila suaminya marah, bisa-bisa barang-barang di rumah hancur berantakan. Membuatnya lebih merasa aman dan nyaman bila mengurung diri di kamar.

Putri dilema. Dia tak tahan dengan perlakuan suami tapi dia bertahan. Sementara itu, dia terus teringat sang mantan yang dianggapnya terbilang penuh kasih. Sempat Putri menghubungi Nala kembali untuk menyatakan diri kembali bersama Nala dan bercerai dengan Wija, namun Nala menolak mentah-mentah. Nala justru mengaku sudah berkeluarga dan meminta Putri untuk tidak mengganggu kehidupannya.

"Padahal kata teman-temannya, dia belum menikah. Tapi ya sudah, toh sekarang Nala sudah tak bisa dihubungi lagi dan semua akun media sosialnya ditutup. Sekarang ini saya hanya ingin suami saya berubah tak kasar lagi," pungkas Putri bercerita.