Brilio.net - Bisa pandai lebih dari satu bahasa asing adalah sesuatu keistimewaan yang jarang dimiliki banyak orang. Apalagi jika tak hanya pintar dalam hal menulis tetapi juga dalam hal berbicara. Hal itulah yang dimiliki Noer Illahyat Adhli Al Karni (19), mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Tak hanya fasih bahasa Inggris dan Arab, Adhli juga telah hafal Alquran 30 juz.

Kemampuannya dalam berbahasa Arab salah satunya ditunjukkan dengan dipilihnya ia menjadi the best speaker debat kandungan Alquran dengan berbahasa Arab pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional Tahun 2015 di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu.

Sanksi berdiri di depan santri putri membuat Adhli kuasai tiga bahasa

Mahasiswa Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ini mengungkapkan jika kemampuan dua bahasa internasional sekaligus itu didapatkan saat ia belajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Gorontalo. Tuntutan sekolah berasrama itu untuk menggunakan dua bahasa asing menjadi kemampuannya sekarang ini.

“Di asrama, kami diwajibkan berkomunikasi dengan bahasa Inggris selama dua pekan, kemudian dua pekan berikutnya berbahasa Arab," terang pemuda asal Makassar ini kepada brilio.net, Jumat (11/9).

Jika melanggar, lanjut Adhli, maka siswa tersebut akan dikenai sanksi dengan berdiri di depan santri putri setelah maghrib. Tentu sanksi seperti itu akan membuat malu sehingga setiap orang akan berusaha untuk tidak melanggar.

Mahasiswa yang juga kuliah double degree di UIN Syarif Hidayatullah jurusan Tafsir Hadits ini mengungkapkan jika ia mulai menghafalkan Alquran sejak masuk di MAN Insan Cendekia yang mewajibkan setiap semester siswa harus hafal 1 juz Alquran. Saat lulus dari sekolah tersebut, ia telah mengantongi hafalan 10 juz. Lanjutannya ia hafalkan dengan Ustadz Hasanuddin Sinaga, salah seorang dosen UIN Syarif Hidayatullah. Akhir tahun pertama kuliah di IPB, Adhli telah menyelesaikan hafalan 30 juz.

Sanksi berdiri di depan santri putri membuat Adhli kuasai tiga bahasa

Saat ini, salah satu pengurus pusat Keluarga Mahasiswa Nahadlatul Ulama (KMNU) ini selain kuliah juga disibukkan menjadi pengajar di pesantren Tahfidz Darul Quran Bogor dan mengisi beberapa seminar dan pengajian.