Brilio.net - Keandalan Malik Khidir dalam pembuatan robot tidak perlu diragukan. Alumni UGM Yogyakarta ini pernah menjuara kompetisi robot nasional dan internasional. Ia bahkan dinobatkan sebagai Outstanding Student of the World 2014 dari Kemenlu, di Kanada.

Memenangkan kontes robot nasional dan internasional tidak membuat Malik berpuas diri. Ini justru menjadi titik tolak baginya untuk melakukan langkah yang lebih besar. Pria asal Tegal ini memutuskan membuat perusahaan robot di Tanah Air.

Butuh kerja keras dan waktu cukup lama hingga akhirnya perusahaan bernama PT Stechoq (Science & Technologi in Holy Quran) ini resmi berdiri pada Januari 2015. Pada November 2013, Malik dan beberapa temannya mengadakan riset robot. Mereka menggunakan uang hasil kompetisi robot yang dimenangkannya tahun 2013 untuk membiayai proses ini. Modal awal ketika itu adalah Rp 30 juta.

Bukan perjalanan mudah untuk mendirikan usaha di bidang teknologi hanya dengan modal 30 juta. Pria ini memilih untuk bersusah payah. "Kita semua pada awalnya tirakat (bersusah payah) setiap harinya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kita masak sendiri, sebagian keuntungan kita belikan beras, telur dan sebagainya," ceritanya, Kamis (27/8).

Bermodal uang menang kontes, anak kampung dirikan perusahaan robot

Pria 24 tahun ini juga percaya bahwa kekuatan doa merupakan faktor dari raihannya. "Setiap sebelum kerja, biasanya kita berdoa bersama (mujahaddah). Kami belum menerapkan pengelolaan yang ketat, prinsipnya adalah kebersamaan," tuturnya.

Robot pertama yang dihasilkan adalah robot serangga. Robot ini bisa berjalan seperti serangga, hanya saja belum diberi fungsi tertentu. Namun karena dirasa kurang praktis, maka ia mengadopsi sistem yang ada pada robot serangga itu untuk dibangun ulang pada kapal pengintai tanpa awak (drone laut). Produk baru inilah yang memuluskan jalannya membangun perusahaan robot. Berkat prototipe drone laut ini, Kementerian Pertahanan meliriknya untuk keperluan militer.

Bermodal uang menang kontes, anak kampung dirikan perusahaan robot

Saat ini perusahaan yang bertempat di Godean, Yogyakarta ini sedang terus mengadakan riset robot dengan kru sebanyak 13 orang. Kesemua kru adalah alumni UGM dan alumni Tim Robot UGM. Sampai tahun ini inventaris sudah mencapai Rp 300 juta.

"Sebagai generasi muda saya ingin sekali memberikan solusi bagi bangsa ini, bukan cuma bisa berdemo dan menuntut. Saya ingin pemuda-pemuda yang lain bisa turut serta," katanya. "Harapan saya, pemerintah dan semuanya mendukung supaya pemuda-pemuda dengan semangat seperti saya ini bisa mungkin mewujudkan cita-cita yang demikian."