Brilio.net - Ayah, judul buku baru karya Andrea Hirata ini mendapatkan sambutan yang luar biasa bagi para penggemarnya. Setelah tiga tahun tidak mengeluarkan karya, penulis asal Pulau Belitung tersebut kembali hadir dengan karya yang tak kalah fenomenalnya dengan novel pertamanya, Laskar Pelangi.

"Ide novel ini sebenarnya sudah ada 6 tahun lalu, namun karena harus melalui riset dan eksperimen yang panjang, makanya baru selesai baru-baru ini, menulisnya sih cepet tapi risetnya itu yang butuh waktu," jelas Andrea kepada brilio.net, Minggu (14/6).

Penulis berusia 38 tahun ini memang membuat novel berdasarkan hasil riset yang panjang. Definisi antagois dan protagonis disampaikan Andrea dengan jelas di setiap karyanya. Saat pertama kali dirilis pada tanggal 29 Mei 2015, dalam waktu 2 jam, buku cetakan pertama yang jumlahnya 15.000 eksemplar habis terjual hingga hari ini tiga minggu setelah launching, buku Ayah telah memasuki proses cetakan ke-4.

"Saya pikir para pembaca sudah lupa dengan karya saya, cukup kaget juga melihat penjualannya, ternyata para pembaca masih ingat dengan saya," tutur pemilik museum kata tersebut.

Novel Ayah menceritakan sosok Ayah yang sangat mencintai anaknya yang bernama Zorro sekalipun bukan anak kandungnya. Sang tokoh utama adalah Ayah yang penyayang, suka mengajak anaknya bermain bersama untuk menghabiskan waktu.

Andrea memiliki prinsip bahwa dia akan menulis apa yang dia rasakan dan baginya semakin dia menulis maka semakin dia merasa tidak tahu. Menulis telah dijadikan kehidupan bagi Andrea Hirata.

"Saya memang menulis berdasarkan fakta, saya terinspirasi dari lingkungan saya, dan jika ditanya apakah tokoh yang dinovel Ayah benar-benar ada? Ya, itu ada bahkan makam yang diceritakan bertuliskan purnama ke-12 itu ada di Belitung," ucap Andrea.

Masih dengan ciri khas Andrea Hirata, setting dari cerita tersebut masih menggunakan kampung halamannya, Belitung. Ya, Andrea memang memiliki tekad untuk memperkenalkan keindahan kampung halamannya tersebut melalui karya-karya sastra yang ditulisnya.