Brilio.net - Apa yang kamu sukai dari sebuah lagu ketika mendengarkannya? Kamu lebih suka menyimak aransemen musiknya atau liriknya?

Bicara soal lirik atau aransemen lagu, kedua elemen itu memang sama-sama dianggap penting untuk membuat lagu menjadi bagus. Namun kali ini kami akan membahas soal lirik lagu aja ya, Sobat Brilio!

Beberapa band Tanah Air ini ternyata punya karya lagu yang makna liriknya religius, meski sebenarnya si musisi tersebut tidak bertujuan untuk membuat lagunya itu untuk sebuah lagu religi.

Penasaran siapa saja mereka dan apa lagunya? Cek langsung di bawah ini deretannya, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (21/6):


1. Sandaran Hati - Letto.

Lirik lagu milik Letto ini memang sudah kerap dibicarakan di beberapa forum atau diskusi musik. Lagu Sandaran Hati pada album Truth, Cry and Lie (2005) misalnya ternyata ini sudah pernah ditulis ulang dan 'dibongkar' maknanya oleh beberapa blogger dan bahkan para mahasiswa untuk tema skripsinya.

Lirik Sandaran Hati itu ternyata bisa ditafsirkan dalam beberapa pandangan, ada yang bisa soal ibadah luas kepada Tuhan, ada pula yang menganggapnya liriknya tentang salat malam alias tahajud.

Pada suatu kesempatan malah Letto yang kini digawangi Noe alias Sabrang, Patub, Dhedot, Ari, Widi, dan Cornel itu sempat mengumumkan bahwa sebenarnya memang lirik-lirik lagu Letto hampir semuanya religius. Pernyataan itu disampaikan mereka ketika ada orang yang bertanya kenapa selama ini Letto tak pernah mau membuat lagu religi yang dirilis khusus saat Ramadan.

"Lagu Letto itu tidak ada yang tidak religi. Itu nomor satu. Yang kedua, kami tidak yakin pada diri sendiri bahwa apakah saat Ramadan itu kita 'memanfaatkan' Ramadan untuk kepentingan lagu religi, atau memang kita pengen bikin lagu untuk mendekatkan diri sama Allah," kata Sabrang.


2. Hidup Itu Indah - Naif.

"Saat kau buka mata kita dilahirkan untuk sama. Saat kau telah dewasa kau akan mengerti semua. Jalan hidup kita kan berbeda.
Takdir itu telah ada sejak alam semesta tercipta. Segala suka dan duka 'kan menjadi sebuah cerita. Bagi anak cucu kita semua.
Jalankanlah hidupmu yang indah.
Jangan pernah kau berkeluh kesah.
Walau kadang engkau lelah (hidup itu tetap indah)."

Kenapa lirik lagu ini religius, karena isinya berisi tentang takdir dan keberagaman manusia di dunia. Saat lahir dan masih kecil mungkin kita memang tampak sama, tapi setelah dewasa pilihan yang kita punya akan semakin benar-benar terasa, contoh utamanya adalah soal agama. Tapi boleh dong, beda agama tapi masih temenan baik, ya kan?


3. Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan) - Seringai.

Ini adalah tembang realitas umat akhir zaman. Arian13 sang vokalis berteriak lantang:

"Selamat datang di era kemunduran, pikiran tertutup jadi andalan. Praduga tumbuh tenteram, menghakimi sepihak, sebar ketakutan. Membakukan persepsi bukan jadi jawaban atau gagasan bijak."

Jika agama sudah dikaitkan dengan politik, maka pihak yang menang akan membuat aturan yang dipegangnya itu benar. Pihak yang kalah dinyatakan salah, yang gak sejalan dianggap kafir. Agama tak lagi menjadi jalan hidup, bukan jadi jalan damai bagi yang melaluinya. Ia hanya sebuah dogma yang dipaksakan pelaksanaannya dalam kehidupan.

Pada akhirnya dengan pemaksaan tersebut kehidupan beragama hanya sebagai sebuah formalitas. Kalau ini terjadi, bukan ibadah yang subur namanya, melainkan upacara.


4. Hari Terakhir Peradaban - FSTVLST.

Keliaran, sound yang kasar, lirik yang menusuk, hingga attitude yang ditawarkan FSTVLST memang menjadi tanggung jawab kelompok musik yang menjadikan genre rock sebagai tunggangannya. Pada lagu ini Farid Stevy si pembuat lirik menuliskan frase seperti 'barbarian bersorban', 'gila belanja', 'bangga berdosa', 'cendikia pendusta', dan sebagainya.

Frase tersebut kemudian dirangkai seperti lagu karnaval yang isinya adalah dekadensi, sepertinya tidak sedang terjadi apa-apa, padahal kita sedang merayakan karnaval 'kemunduran'.

Begitulah memang keadaan umat beragama mayoritas saat ini, banyak wanita menjadi budak atas kelaminnya, memeluk agama tanpa Tuhan, dan ibadahnya adalah belanja. Sedangkan para lelakinya banyak yang menjadi sundal atas ambisi, memeluk agama tanpa Tuhan, dan ibadahnya adalah berperang.

Lagu ini adalah sebuah pecutan bagi para rohaniawan dalam membentengi umat dari para barbarian bersorban yang maniak perang lagi brilian dengan citra curian.


5. Cahaya Terang - Sheila On 7.

Band kebanggaan Yogyakarta ini dikenal dengan 'Band Sejuta Copy'. Lagu-lagu mereka banyak bertemakan cinta, namun apik, ringan, puitis, tapi nggak murahan. Lirik lagu Cahaya Terang ini diketahui dibuat oleh Sakti Ari Seno, gitaris yang keluar dari Sheila On 7 pada 2006, lalu sampai sekarang berganti nama menjadi Salman Al Jugjawy.

"Ketika aku lihat cahaya terang
Aku dapat menemukan tujuan hidupku
Hilanglah sudah semua masa laluku
Akan kulewati semua dengan hal yang baru
Aku takkan bisa hidup tanpa dirinya
Aku takkan mampu hidup tanpa sentuhannya
Mampu hidup tanpa sentuhannya"


6. Sedulur - Jogja Hip Hop Foundation (JHF).

Departemen hip hop kota gudeg yang sudah malang melintang di beberapa panggung internasional ini membawa tema persaudaraan seluruh manusia. Video ini juga menggambarkan empat personel JHF bersama sanak saudara dan teman-teman dengan background agamanya masing-masing dalam merayakan perbedaan.

"Yen.. liyane ngumbar angkara
Ben.. dhewe milih nyebarke tresna

Jo dipikir, Jo, Jo, dipikir
Warna kulit agama, guyub rukun tepaselira

Yo dho mikir, Yo, Yo, dho mikir
Crah gawe bubrah, rukun gawe sentosa"


7. Kebenaran Sejati - Momo dan Parabiru.

Band baru dengan wajah lama dari Jogja ini juga menyuarakan hal yang serupa seperti JHF. Lagu berjudul Kebenaran Sejati ciptaan Momo ini mengajak semua manusia agar tak mempermasalahkan perbedaan meski berbeda agama.

Video klip ini dibuat dengan konsep yang oke punya. Semua elemen agama di Indonesia sukses dimasukkan Momo dan Parabiru ke dalam video ini.