Brilio.net - Pernah mengalami kejadian minuman kamu ada lalatnya? Eits, jangan buru-buru dibuang lalatnya, ya! Ada yang menyarankan sebaiknya lalat itu ditenggelamkan seluruh tubuhnya karena dipercaya satu sayapnya memiliki racun dan sayap satunya mengandung obat penawar. 

Hmmm ..., benarkah demikian? Bukankan terdengar menjijikkan?

Seperti kamu tahu, permukaan lalat adalah tempat hinggapnya banyak bakteri karena dia mendarat di tempat-tempat kotor. Tapi tim peneliti dari Department of Biological Sciences, Macquarie University, Australia mencoba menemukan antibiotik pada lalat sekitar tahun 2002 lalu. Penelitian ini menjadi bagian dari tesis PhD ilmuwan bernama Joanne Clarke.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menguji empat spesies yang berbeda dari lalat, yaitu lalat rumah, lalat domba, lalat buah cuka, dan lalat buah Queensland yang bertelur di buah segar. Larva lalat-lalat ini tidak membutuhkan banyak senyawa antibakteri karena mereka tidak mengalami banyak kontak dengan bakteri.

Lalat sendiri melewati fase kehidupan larva dan pupa sebelum menjadi dewasa. Dalam fase pupa, lalat terbungkus dalam wadah pelindung dan tidak makan. "Kami memperkirakan mereka tidak akan menghasilkan banyak antibiotik," kata Clarke, sebagai dilansir brilio.net dari ABC Australia, Selasa (29/9).



Namun begitu, saat fase larva, semua larva menunjukkan sifat antibakteri (kecuali lalat kontrol buah Queensland). 

Nah, ketika lalat-lalat itu dewasa, termasuk juga lalat buah Queensland, ternyata memiliki sifat antibakteri. Sifat antibakteri ini dibutuhkan sebagai perlindungan karena lalat-lalat ini tak jarang juga bersentuhan dengan lalat-lalat lain dan berpindah-pindah tempat yang busuk dan kotor.

Lebih lanjut, sifat antibakteri pada keempat jenis lalat itu ternyata bukan hanya di permukaan tubuh mereka, melainkan juga di saluran pencernaannya. Clarke yakin bahwa orang bisa mendapati aktivitas sifat antibakteri ini di dua tempat tersebut (permukaan tubuh dan usus lalat).

Lantas mengapa hanya meneliti di permukaan tubuh saja?

Menurut Clarke, itu karena ekstraksi sederhana. Bahan antibiotik diesktraksi dengan menenggelamkan lalat ke dalam etanol, kemudian dicampur lantas disaring untuk mendapatkan ekstrak kasar. Saat ekstrak ini ditempatkan dalam larutan dengan berbagai bakteri  E.coli, Golden Staph, Candida (jamur) dan patogen rumah sakit umumnya, aksi antibiotik ini terus diawasi setiap waktu. Dari upayanya itu, Clarke dan tim mencoba mengidentifikasi senyawa antibakteri tertentu, yang pada akhirnya akan menjadi bahan kimia hasil sintesis atau buatan.

Nah, bila dikaitkan dengan pernyataan di atas, kasus lalat kecemplung di minuman kamu ibarat dua sisi koin yang tak bisa terpisahkan. Satu sisi bisa membawa hal buruk, satu sisi lain membawa kebaikan. Lalat memang membawa bakteri dari hasil dia hinggap, tapi juga ada sifat antibakteri di tubuhnya. Sekarang kembali ke kamu, guys, memilih mencelupkan seluruh tubuh lalat lalu membuang lalat dari minuman kamu, ataukah mendiamkan saja minuman itu.