Brilio.net - Rehan Abdullah Salam sempat mengalami jatuh bangun dalam berbisnis sejak tahun 2012. Gagal berbisnis cafe dan kehabisan modal, akhirnya dia beralih menjadi pengusaha es cokelat dan berhasil meraup untung puluhan juta rupiah tiap bulan.

Setelah lulus dari UGM tahun 2012, Rehan memutuskan untuk membuka cafe dan menjual produk kreasinya, Sari Nira, kopi kemasan dengan campuran gula aren. Sayangnya, karena sejumlah masalah, Rehan terpaksa harus gulung tikar dua kali dalam bisnis tersebut.

"Tempat kurang strategis dan persaingan tidak sehat membuat usaha cafe yang saya rintis bangkrut," kata Rehan saat ditemui brilio.net, beberapa waktu lalu.

Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Rehan kemudian mencoba peruntungan di bisnis es cokelat aren yang diberi nama Chockless. Bermodalkan gerobak dorong sisa berjualan di cafe, dia menjajakan dagangannya berkeliling dari jalan ke jalan.

"Setelah melakukan eksperimen, saya akhirnya mencoba menjual es cokelat gula aren. Dari situlah, ternyata produk saya laris manis di pasaran," ujarnya bangga.

Kini Rehan memiliki 14 pegawai dan 6 outlet yang tersebar di Yogyakarta. Tiap outlet menghasilkan omset Rp 1-2 juta dalam sehari sehari. Sementara itu, keuntungan yang dia peroleh dari outlet Chockless mencapai Rp 60 juta setiap bulannya.

Tidak ingin berhenti sampai di situ, Rehan saat ini sudah mengembangkan bisnisnya dalam bentuk franchise di sejumlah kota-kota di Indonesia. Di antaranya Riau, Banjarmasin, Bekasi, Purwakarta, sampai Surabaya.

"Ke depannya, saya ingin setiap kota terdapat setidaknya 3 outlet Chockless," tuturnya.

Rehan optimis bisnis franchisenya bakal sukses mengingat produk Sari Nira yang dia ciptakan terbilang unik dan tidak mudah ditiru.

Kendati demikian, kesuksesan yang dia dapatkan tidaklah mudah. Rehan pernah ngamen di lampu merah pasca bisnisnya bangkrut untuk menafkahi istrinya yang sedang hamil.

"Saya waktu itu benar-benar terpuruk. Bayangkan, untuk makan sehari-hari saja saya harus ngamen dan meminta nasi aking kepada warga," kenang Rehan sambil tertawa.

Meskipun dia sempat mengalami getirnya mencari sesuap nasi pasca usahanya mengalami kegagalan, Rehan mengaku tak pernah berkeluh kesah kepada istri dan orangtuanya. "Saya sengaja merahasiakannya," kenangnya.

Hal itu dia lakukan bukan tanpa alasan. Awalnya, baik istri dan keluarganya memang tidak pernah menyetujui usahanya.

"Orangtua saya kepengen saya jadi pegawai kantoran saja. Namun akhirnya mereka memberikan restu, dan alhamdulillah usaha saya lancar," imbuhnya.