Brilio.net - Nama semanggi mungkin masih terdengar asing di masyarakat Indonesia. Namun jika kita bertanya tentang semanggi kepada warga asli Surabaya, mereka akan langsung mengetahuinya. Ya, tumbuhan semanggi ini sudah menjadi ikon kuliner khas Surabaya sejak dulu.

Semanggi sendiri di Surabaya dibuat menjadi pecel semanggi. Daun semanggi yang direbus lalu siraman sambal khas yang menggoda selera. Sayangnya saat ini keberadaan semanggi mulai punah dikarenakan munculnya banyak pusat perbelanjaan yang menjual berbagai makanan cepat saji.

Berawal dari situlah, sekelompok mahasiswa UNESA berinisiatif untuk mengenalkan kembali semanggi di kalangan anak muda. Mereka adalah Robi Kusuma, Ki Hadi Purnomo, Sufie Halala, Astuti Aulia, Ardi Priambodo dan Nia Puji Lestari (Manajemen). Agar terlihat lebih modern, mereka kemudian memadukannya dengan kebab sehingga tercipta makanan baru bernama kebab semanggi. Semanggi sendiri mengandung fitoestrogen yang berpotensi mencegah osteoporosis.

"Sebenarnya ide untuk membuat inovasi dari semanggi sudah datang dari saat saya SMA tahun 2009. Waktu itu saya mulai berinovasi dengan membuat teh semanggi dan sandwich yang kemudian berhasil mendapat juara di kompetisi ITS," ujar Robi kepada brilio.net, Jumat, (14/8). "Baru setelah kuliah, saya ajak teman-teman untuk kembali berinovasi dengan semanggi, kali ini dicampur dengan kebab."

Proses pembuatan kebab semanggi sama seperti kebab-kebab lainnya. Yakni kulit tortilla kemudian ditabur semanggi rebus, kecambah, ayam dan kemudian dibakar. "Yang membuat kebab kami lebih istimewa adalah menggunakan saos nusantara yang terdiri dari tiga rasa yakni rica-rica, rendang dan kare," lanjutnya.

Kebab semanggi ini oleh Robi dijual di berbagai acara bazar dengan harga Rp 8.000 saja. "Respon pembeli banyak yang suka sih, cuma kendalanya kita belum punya tempat menetap, terus juga semanggi sekarang susah didapatkan. Meski begitu kami tetap membuka pemesanan kebab semanggi untuk berbagai acara," tutup Robi.