Brilio.net - Eh tahu nggak sih kalian kalau Indonesia bakal dapat bonus pada 2020 sampai 2030? Tapi bukan bonus duit ya. Melainkan jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Sementara usia muda makin kecil dan usia lanjut nggak banyak. Nah inilah bonus demografi yang akan berdampak pada sektor sosial dan ekonomi.

Kondisi ini membuat angka ketergantungan penduduk semakin rendah. Gampangnya begini, jumlah penduduk produktif yang menanggung usia produktif makin kecil, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif. Dampaknya, angka kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan bakal meningkat. Tentu saja ini jadi berkah.

FLS 2016 © 2016 brilio.net

Tapi, di sisi lain, bonus ini juga bisa jadi bencana lho jika tidak dipersiapkan dengan matang. Yang jadi masalah, apakah negara kita mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk menampung 70% penduduk usia kerja di tahun 2020-2030? Lalu mampukah sumber daya manusia yang melimpah ini bersaing di dunia kerja dan pasar internasional?

Karena itu, sejak sekarang sudah harus disiapkan. Hal inilah yang membuat Nusantara Muda kembali menggelar Future Leader Summit (FLS) 2016 di kota Semarang, pada 1-2 Oktober mendatang. FLS adalah konferensi kepemudaan nasional tahunan yang diadakan di Semarang sejak tahun 2011 dengan 6 isu dan 13 pembicara.

FLS 2016 © 2016 brilio.net

Tahun ini, FLS akan dihadiri 240 pemuda terpilih dari seluruh Indonesia yang telah terseleksi dari 1.500 pendaftar. Di tahun keenam ini, FLS mengusung tema "Collaborating Young Leaders to Face Demographic Bonus 2020", yang berarti bahwa setiap anak muda bisa berkolaborasi dalam membangun kualitas diri sehingga berkah Bonus Demografi dapat terlampaui dengan maksimal.

"Indonesia akan mengalami momentum emas mulai tahun 2020 hingga 2030 mendatang yaitu pelimpahan usia produktif yang didominasi anak muda, fenomena tersebut dinamakan Bonus Demografi. Karena itu FLS kali ini akan berbicara tentang bagaimana anak muda dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal sehingga ketika masa tersebut datang, mereka sudah skillful, experienced, dan siap menghadapi persaingan," kata Project Leader FLS 2016, Glenysz Febryanti Limbong.

Nilai kolaborasi akan menjadi isu sentral dalam konferensi ini. Di mana hal tersebut dapat menjadi benang merah yang merajut para pemuda dalam satu kesatuan untuk bekerja sama, berintegrasi satu sama lain, dan tidak berjuang sendirian sehingga improvement dalam membangun kualitas pribadi bisa ditularkan satu sama lain.

FLS 2016 © 2016 brilio.net

Menurut Anindya Putri, Puteri Indonesia 2015 yang juga akan menjadi pembicara di konferensi tahun ini, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan anak muda untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi, yaitu, being proactive doing what we love, work hard dan collaboration.

"Hal pertama, kita harus punya passion dalam memahami hal apa yang membuat kita semangat menggebu-gebu ketika mengerjakannya. Kedua, untuk bisa bersaing secara global kita harus bekerja keras dengan mempertajam kemampuan kita. Ketiga yaitu collaboration yang sangat penting karena kita butuh support system untuk menggapai mimpi-mimpi kita karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan," katanya.

Nantinya, para peserta akan mengikuti serangkaian kegiatan Future Leader Summit 2016 yakni Welcoming Session, Semarang Survey Race, Idea Summit, Gala Future Leaders dan Grand Summit. Future Leader Summit 2016 mengangkat 6 (enam) isu yaitu Sociopreneur, Human Resources, Digital Media, Environment, Potential Culture serta Education Development.

FLS 2016 © 2016 brilio.net

Para pembicara ternama yang hadir pada Idea Summit FLS 2016 di antaranya Dayu Dara Permata dari GOJEK Indonesia, Alia Noor Anoviar dari Dreamdelion Community Empowerment, Agnes Marlita dari Dynergy ID, Fais Fakhruddin sebagai Founder Sekolah GajahWong Jogjakarta, Rahyang Nusantara dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik serta Team Ramayana Ballet Prambanan.

Sementara itu sebagai puncak acara, Grand Summit FLS akan menghadirkan Anindya Kusuma Putri sebagai Puteri Indonesia 2015, Sigit Widodo sebagai President Director PT Fukusuge Kogyo Indonesia dan Martha S Ismail sebagai assistant representative UNFPA Indonesia.