Brilio.net - Kanker merupakan salah satu penyakit dengan tingkat kematian tertinggi di dunia. Kanker adalah kondisi dimana sel dalam tubuh di luar kendali dan menyebar ke area lain dari tubuh. Kanker bisa berkembang dengan cepat di seluruh sel dalam tubuh manusia.

Kanker sendiri banyak macamnya, salah satunya adalah kanker darah. Kanker darah terjadi karena sel darah abnormal mulai tumbuh di luar kendali dan mengganggu fungsi sel darah normal yang seharusnya melawan infeksi dan menghasilkan sel darah baru.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus kanker darah sebesar 31,5% dari semua kanker terjadi pada anak usia di bawah 15 tahun di negara industri. Sementara 15,7% di negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan) 2018, diperkiraan kasus baru leukimia di Indonesia pada anak laki-laki usia 0-19 tahun sekitar 33,5% dan anak perempuan 31% dari seluruh jenis kanker pada anak.

 

Ada enam jenis kanker darah yang perlu diketahui, yakni leukemia, lymphoma, dan myeloma. Leukimia dikenal dengan kanker darah yang disebabkan kelebihan sel darah putih di dalam sel tulang. Biasanya masalah leukimia dialami oleh mereka yang berusia mulai 20 hingga 70 tahun.

Sementara limfoma merupakan jenis kanker darah yang melibatkan jaringan limfatik. Di mana limfosit normal berubah menjadi kanker. Terakhir jenis kanker darah myeloma. Myeloma adalah kanker sumsum tulang yang disebabkan produksi sel plasma ganas yang tidak terkendali oleh tubuh.

Gejala kanker darah

Kanker darah sendiri memiliki gejala umum, seperti batuk atau nyeri dada, demam, sering mengalami infeksi, kulit gatal dan ruam, kehilangan nafsu makan, mual, sering berkeringat di malam hari, selalu merasa lemah, sesak napas, dan pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit di leher, ketiak, dan selangkangan.

Dengan kemajuan teknologi medis saat ini, para dokter dan peneliti telah menemukan pengobatan terbaru untuk kanker darah.

Terapi Sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR) atau terapi Sel T CAR merupakan pengobatan kanker darah terkini dan paling modern, yang memberikan harapan baru bagi pasien. Terapi ini telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.

"Dalam tiga dekade terakhir, kami telah melihat perkembangan yang luar biasa pada pengobatan baru untuk kanker. Pengobatan tersebut menjadi lebih efektif dan memiliki efek samping yang lebih kecil," kata Direktur Medis dan Konsultan Senior, Onkologi Medis, Parkway Cancer Centre, dr Ang Peng Tiam dalam Hybrid Press Conference baru-baru ini.

Kanker darah © foto: brilio.net/syifa fauziah foto: brilio.net/syifa fauziah

Sementara itu, Konsultan Senior Hematologi Parkway Cancer Centre, dr Colin Phipps Diong menjelaskan terapi Sel T CAR dilakukan dengan cara mengambil Sel T dari pasien, kemudian memodifikasinya di laboratorium hingga dapat mengenali target kanker di dalam tubuh. Setelah proses ini selesai, sel-sel tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.

"Sel T adalah sel darah putih yang dapat mendeteksi dan menghancurkan sel-sel abnormal di dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Namun, pada pasien kanker darah, kemampuan Sel T terganggu, sehingga tidak dapat mendeteksi atau menghancurkan sel-sel kanker tersebut," jelas Colin.

Colin mengungkapkan terap ini efektif untuk mengobati relaps dengan kanker darah tipe Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) dan Kanker Limfoma Non-Hodgkin seperti Diffuse Large B-Cell Lymphoma (DLBCL). Terutama, apabila pengobatan-pengobatan sebelumnya tidak berhasil menunjukkan hasil yang diharapkan.

Untuk mendapatkan pengobatan Sel T CAR, terdapat beberapa proses yang harus dilewati pasien. Proses awal dimulai dengan skrining dan mengambil Sel T, diikuti proses modifikasi Sel T. Kemudian melakukan kemoterapi sebelum Sel T dimasukan kembali, proses memasukan Sel T CAR itu sendiri. Terakhir adalah fase pemulihan dan pemantauan.

Proses pertama dikenal dengan istilah leukapheresis untuk mengumpulkan sel darah putih termasuk Sel T. Kemudian, Sel T dipisahkan dan dipindahkan ke laboratorium untuk dimodifikasi. Proses ini dilakukan dengan memasukkan gen Chimeric Antigen Receptor (CAR) ke dalam Sel T.

Proses selanjutnya yakni memasukkan kembali Sel T CAR ke dalam tubuh. Dalam proses ini, pasien akan diberikan kemoterapi untuk menurunkan jumlah sel imun di dalam tubuh dan mempersiapkannya untuk menerima Sel T CAR tersebut. Ketika Sel T CAR mulai mengikat sel-sel kanker di dalam tubuh, mereka akan mulai bertambah jumlahnya dan menghancurkan sel-sel kanker.

Colin menekankan bahwa di era pengobatan yang berkembang pesat saat ini, kita perlu mengingat bahwa tidak seperti perawatan biasa. Standar sebuah pengobatan memiliki rekam jejak yang panjang dalam menyeimbangkan risiko dan efektivitas, dengan efek samping jangka panjang yang dapat diketahui.

"Setelah menyelesaikan proses-proses tersebut, pasien kemudian akan melalui fase pemulihan dan tindak lanjut. Selama 6-8 minggu ke depan," jelas Colin.

Sama halnya dengan pengobatan-pengobatan lainnya, terapi ini memiliki efek samping seperti Immune Effector Cell-Associated Neurotoxicity Syndrome (ICANS) dan Cytokine Release Syndrome (CRS).

ICANS mempengaruhi sistem saraf pusat pasien, sedangkan CRS adalah penyakit multisistemik yang berkembang setelah pengobatan Sel T CAR.

Biasanya gejala CRS diawali dengan demam tinggi dan merinding, kesulitan bernapas, sakit kepala, detak jantung yang cepat, dan seterusnya. CRS dapat muncul beberapa minggu setelah proses dimasukkannya Sel T ke dalam tubuh, tetapi biasanya terjadi dalam dua minggu.

Ada beberapa kelompok pasien yang tidak memenuhi syarat untuk mengikuti terapi Sel T CAR, pasien yang memiliki hipertensi intrakranial atau tidak sadarkan diri, gagal pernapasan, pasien dengan koagulasi intravaskular diseminata, dan pasien hematosepsis atau infeksi aktif yang tidak terkendali.

"Kami akan terus mengembangkan keahlian dan layanan agar dapat memberikan pengobatan kanker darah yang terkini. Kami selalu melihat ke masa depan. Penting bagi kami untuk terus membangun tim agar dapat memperluas jejak layanan kami dan memberikan pengobatan paling mutakhir seperti terapi Sel T CAR ini," pungkas Colin.