Brilio.net - Banyak orang kerap menyalakan air conditioner (AC) sebelum tidur untuk menghindari gerah. Udara yang terkontrol itu membuat makin nyenyak. Namun di balik itu, ada dampak buruk yang terkandung jika dilakukan terus menerus. Paparan udara yang langsung mengenai badan pada kecepatan tertentu dapat meningkatkan denyut jantung dan memengaruhi posisi tidur.

Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Energy and Buildings. Sebagaimana dilansir brilio.net dari Timesofindia, Minggu (26/2), para partisipan yang diteliti mengalami perubahan posisi badan lebih kerap, peningkatan detak jantung, dan frekuensi terbangun yang lebih kerap pula. Kecepatan rata-rata AC yang disetel sebesar 0,14 m/s.

Tidur AC  © 2017 www.saatvamattress.com


Aliran udara dingin memberi beberapa dampak dalam tidur pada partisipan yang memiliki ketahanan fisik lebih rendah atau yang punya sensitivitas pada dingin yang lebih tinggi. Penelitian yang dipimpin oleh Kazuyo Tsuzuki ini membagi partisipan menjadi dua tempat tidur yang punya kecepatan aliran udara berbeda. Lalu diteliti kenyenyakan tidur dan suhu tubuh dengan menggunakan electroencephalogram (EEG). Aliran udara yang digunakan adalah 0,14 m/s dan 0,04 m/s, keduanya dengan suhu 26 derajat celcius. Para partisipan merasakan kedinginan dengan aliran udara lebih besar baik ketika bangun maupun saat tidur.

Menurut penelitian dari Toyohashi University of Technology Jepang, aliran udara dari AC menstimulasi tubuh ketika kita tidur. Itu berarti penggunaan AC meskipun dirasakan nyaman namun memberikan dampak buruk.

Meskipun begitu, tidak ada perbedaan signifikan yang ditunjukkan dalam hal kenyamanan tidur, durasi tidur nyenyak, suhu kulit, suhu dubur, atau rasa kehangatan atau kedinginan pada masing-masing partisipan pada saat tidur. Penelitian ini menjadi clue untuk menemukan formula kecepatan aliran udara AC untuk menciptakan kenyamanan tidur.