Brilio.net - Jantung merupakan organ vital yang berfungsi untuk memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh, sehingga organ dan jaringan tubuh dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Namun, beberapa hal bisa menyebabkan gangguan pada jantung dan membuat organ ini tidak berfungsi secara normal.

Banyak penyebab seseorang mengalami masalah jantung, seperti gaya hidup, faktor usia, keturunan, hingga stres yang berlebihan. Namun seseorang yang sudah didiagnosa penyakit ini bisa diatasi dengan operasi dan pemasangan ring untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Namun setiap tindakan operasi jantung tentu memiliki risiko, salah satunya risiko operasi ulang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ditempatkannya benda asing dalam tubuh seperti pemasangan katup jantung.

Dokter Spesialis Bedah Jantung, Toraks, dan Vaskular Heartology Cardiovascular Center, dr Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV(K), mengatakan beberapa orang yang pernah menjalani operasi katup jantung berisiko operasi ulang dikemudian hari.

"Kasus yang paling banyak jalani operasi ulang adalah pasien jantung yang pernah operasi penggantian katup," ujar Dicky kepada media dalam Webinar Heartology Cardiovascular Center bertajuk “Mengenal Operasi Jantung Ulang dan Rekontruksi”, baru-baru ini.

Dokter Dicky menjelaskan bahwa operasi katup jantung cukup berisiko jalani operasi ulang salah satu penyebabnya karena adanya tindakan pemasangan benda asing di area jantung, yaitu katup jantung buatan.

"Karena dilakukannya pemasangan benda asing, alhasil tubuh merespons dengan kurang baik. Bagaimana pun, ketika ada benda asing dalam tubuh, akan terjadi yang namanya proses inflamasi dan itu yang kemudian membuat komplikasi di jantung bisa terjadi," terang dr Dicky.

Menurut Dicky, operasi jantung ulang sangat umum dilakukan pada pasien yang berumur panjang, karena keberhasilan operasi jantung terdahulu atau karena diperlukan untuk memperbaiki kondisi jantung atau penggantian katup yang mengalami kerusakan.

“Operasi jantung ulang yang umum adalah perbaikan katup jantung, operasi bypass, perbaikan aneurisma, atau terjadinya peradangan pada katup jantung,” tutur Dikcy.

Dicky menjelaskan operasi dapat dilakukan melalui tiga metode. Pertama adalah operasi terbuka dengan sayatan panjang di dada untuk membuka tulang dada. Kedua, metode invasif minimal melalui tiga atau empat lubang kecil di dada. Ketiga, metode perkutaneus, yaitu penggunaan kateter. Pemilihan metode bergantung pada kondisi pasien, faktor risiko dan tingkat keparahan.

Operasi jantung ulang atau rekonstruksi merupakan jenis operasi berisiko tinggi, sehingga diperlukan perpaduan keahlian tim dokter multidisiplin pada tahap sebelum, saat hingga pasca operasi harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap. Tim dokter jantung sendiri harus terdiri dari berbagai sub spesialisasi jantung untuk memastikan hasil klinis yang terbaik untuk pasien.

"Walaupun risikonya tinggi, operasi ini bermanfaat bagi pasien karena dapat memperpanjang usia harapan hidup, lebih energik, tidak mudah lelah dan nyeri dada minimum," tutup Dicky.