Brilio.net - Pernahkah kamu sedang tidur nyenyak lalu terbangun pada tengah malam? Biasanya jika sudah terbangun, kebanyakan orang akan sulit untuk tidur lagi dalam waktu yang singkat. Mereka kemudian akan menjadikan insomnia sebagai kambing hitam. Sebab apapun penyebabnya, jika mengalami kesulitan untuk tidur pasti akan dianggap insomnia.

Tapi ternyata bukanlah insomnia ataupun gangguan psikologis lain yang menyebabkan susah untuk kembali tidur pada tengah malam. Menurut beberapa penelitian, pada ribuan tahun yang lalu manusia ternyata tidur di dua shift atau dua segmen.

Dilansir brilio.net dari laman bigthink, dalam buku berjudul  2005 At Day's Close: A Night in Time's Past yang ditulis seorang sejarawan di Virginia Tech, A. Roger Ekirch, mengungkap riwayat tidur manusia yang dibagi menjadi dua segmen. Meskipun sangat sedikit penelitian ilmiah tentang tidur manusia sebelum abad ke-20, namun Roger menemukan 500 referensi yang didapat dari literatur awal, catatan pengadilan, catatan harian dan catatan medis terkait kasus ini.

ribuan tahun lalu manusia tidur 2 segmen © freepik.com

foto: freepik.com

Tidur yang tersegmentasi jadi dua waktu ini dikenal dengan sebutan tidur bifasik. Tidur segmen pertama akan terjadi sekitar tiga hingga empat jam. Orang-orang pada zaman dulu normalnya akan mulai terbangun pada tengah malam selama beberapa jam.

Pada saat terjaga di tengah malam, orang-orang akan melakukan berbagai aktivitas. Misalnya seperti beribadah, bersosialisasi dengan tetangga sampai melakukan seks. Roger menemukan referensi dokter dari Prancis pada abad 16 yang mengatakan, waktu terbaik berhubungan badan agar bisa hamil bukanlah ketika melakukan seks sebelum tidur, melainkan melakukan hubungan seksual saat terjaga setelah tidur pertama.

Setelah bangun beberapa jam dari tidur pertamanya, manusia zaman dulu akan merasakan kantuk kembali dan melanjutkan tidur kedua sampai pagi hari. Sehingga sebenarnya kalau kamu pernah atau sering terbangun tengah malam, sebenarnya itu merupakan kejadian yang normal.

ribuan tahun lalu manusia tidur 2 segmen © freepik.com

foto: freepik.com

Menurut penulis Craig Koslofsky, kebiasaan itu mulai hilang setelah masuk ke kehidupan modern. Adanya penerangan, teknologi dan tempat-tempat hiburan menjadi penyebab utamanya. Oleh karena itu, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teknologi dan tempat-tempat hiburan pada siang harinya, sehingga pada saat malam hari terlalu lelah.

Tapi apakah tidur dengan dua segmen tersebut sehat untuk kesehatan tubuh manusia?

Menurut spesialis tidur Timothy A. Connolly dari Center of Sleep Medicine, Houston, Amerika Serikat, mengatakan kalau cara itu tidak sehat. Menurutnya tidur selama tujuh hingga delapan jam penuh pada malam hari dinilai lebih sehat.

ribuan tahun lalu manusia tidur 2 segmen © freepik.com

foto: freepik.com

"Setiap kali tidur terganggu, itu berdampak pada setiap sel, jaringan, dan organ, dan kemungkinan menyebabkan berbagai masalah serius termasuk stroke, penyakit jantung, obesitas dan gangguan mood," ujarnya.

Oleh karena itu ilmu pengetahuan modern pun cukup menyatakan kalau tidur panjang setiap malam memberikan manusia peluang hidup lebih lama.