3. Korupsi

Sri Lanka bangkrut © 2022 brilio.net

foto: Freepik.com

Alasan selanjutnya yang membuat Sri Lanka bangrut adalah, para mahasiswa dan aktivis di negara tersebut menganggap pemerintah baik eksekutif dan parlemen telah korupsi sehingga membuat negara kekurangan dana.

Hal ini terjadi sejak Presiden Rajapaksa menang pemilu pada 2019. Setelah berkuasa dirinya kembali menghidupkan kekuatan oligarki di negara tersebut. Selain itu, dia langsung meloloskan pemotongan pajak dalam rapat kabinet pertamanya. Menurut Al Jazeera, Rajapaksa adalah aktor utama Sri Lanka mempunyai jumlah utang yang begitu tinggi.

4. Kebijakan keringanan pajak.

Sri Lanka bangkrut © 2022 brilio.net

foto: Freepik.com

Dampak dari anjloknya perekonomian negara Sri Lanka adalah pemberlakuan keringanan pada bagi para warga, khususnya kelas menengan ke atas. Di satu sisi ini membuat warga Sri Lanka tidak terbebani, namun di sisi yang lain ini berdampak pada pemasukan kas negara yang sangat tipis akibat pajak yang diringankan.

Kebijakan yang diberlakukan sejak 2019 itu sontak mendapat bumerang setelah datangnya pandemi Covid-19. kebutuhan akan logistik akan kebutuhan pokok dan alat kesehatan membuat utang Sri Lanka semakin meningkat.

5. Utang yang menumpuk hingga USD 7 miliar dolar Amerika.

Sri Lanka bangkrut © 2022 brilio.net

foto: Freepik.com

Pemasukan dalam negeri yang menurun, sementara badai Covid-19 yang membutuhkan dana untuk menanggulangi pandemi tersebut membuat Sri Lanka mau tak mau meminjam dana luar negeri dari IMF maupun negara adidaya seperti China.

Utang tersebut semakin menumpuk seiring dengan naiknya suku bunga yang membuat jumlah utang Sri Lanka melambung sampai USD 7 miliar. Seluruh dunia pun ikut mengabarkan dengan penuh keprihatinan akan nasib negara tersebut.