Brilio.net - Tak semua orang memiliki keluarga yang utuh dan dilimpahi kesehatan. Beberapa di antaranya dipaksa oleh keadaan untuk berjuang dengan susah payah dalam menjaga dan merawat anggota keluarganya yang sakit.

Hal pahit ini pun dirasakan oleh seorang gadis berusia 24 tahun asal China. Selepas kedua orangtuanya meninggal, Wu Huayuan harus berjuang hidup dan merawat adiknya sendirian.

Tak hanya bekerja keras, demi sang adik yang menderita penyakit mental itu, Wu bahkan rela untuk tak makan. Saking seringnya ia menahan diri untuk mengisi perut, di usianya yang kini menginjak 24 tahun, berat badannya pun hanya 21 kg dan tingginya 135 cm. Selain itu, Wu juga kehilangan rambutnya dan tidak memiliki alis karena tubuhnya tak memiliki nutrisi yang cukup.

kekurangan gizi ekstrem © 2019 brilio.net

foto: worldofbuzz.com

Dilansir Brilio.net dari World of Buzz, Wu menderita kekurangan gizi ekstrem. Penghasilan yang tak tetap, memaksanya untuk mengetatkan pengeluaran, termasuk membeli makanan untuk dirinya sendiri.

Penghasilan yang tak lebih dari Rp 2,5 juta per bulan membuatnya untuk tidak sarapan dan hanya makan roti pada jam makan siang serta makan malam. Jika roti tak ada, maka ia hanya akan memakan nasi putih dengan saus cabai. Ia tak bisa mengandalkan kerabatnya, karena saudaranya juga serba kekurangan, sehingga tak bisa membantu banyak.

kekurangan gizi ekstrem © 2019 brilio.net

foto: worldofbuzz.com

Wu sendiri sebetulnya adalah sosok yang ambisius. Gadis ini bahkan berhasil mendapat beasiswa di sebuah universitas di Guizhou, Tiongkok dan berada di tahun ketiga jurusan ekonomi.

Namun demikian, uang beasiswanya itu tak cukup untuk menutup pengeluarannya. Di samping itu, akibat dari pola makannya yang buruk itu, Wu juga sering jatuh sakit. Parahnya, bukannya memeriksakan diri ke dokter, Wu hanya akan membeli obat murah di warung-warung.

kekurangan gizi ekstrem © 2019 brilio.net

foto: worldofbuzz.com

Beruntungnya, kini nasib Wu sudah disorot. Ia pun dirawat di rumah sakit dan akan menjalani pembedahan jantung akibat kekurangan gizi yang parah. Teman-teman dan kerabat dekatnya pun memulai upaya crowdfunding untuk membantu menyembuhkan Wu. Kasus Wu ini lalu menjadi viral di media sosial di China. Banyak orang tergerak untuk memberikan sumbangan bagi gadis tersebut.