Brilio.net - Sejumlah rombongan yang terdiri dari 15 orang anak yatim dan 2 pendamping menunaikan ibadah umrah, mereka berangkat dari Indonesia atas bantuan  seorang donatur.

Rombongan tersebut bisa berangkat ke tanah suci tanpa mengeluarkan biaya alias gratis, namun pada hari Senin (22/10) ketika mereka sampai di bandara Jeddah, ada kejadian tak terduga menimpa jemaah cilik dan pendampingnya.

Akibat peristiwa tersebut KJRI menerima informasi dari pihak bandara Internasional King Abdulaziz bahwa 15 anak yatim dan kedua pendampingnya harus tertahan di ruang kedatangan.

Untuk menyelasikan permasalahan itu, pihak KJRI mengerahkan petugasnya untuk mencari tahu kebenaran berita tersebut. Setelah melakukan berbagai upaya, KJRI membuat surat jaminan yang ditujukan kepada pihak bandara supaya rombongan anak yatim dan pendampingnya bisa keluar dari bandara, dan melanjutkan perjalannya ke Makkah.

Pasalnya menurut kesaksian Ahmad Syafawi, seorang tour leader menjelaskan bahwa rombongan jemaah cilik asal Indonesia itu meninggalkan paspornya di kursi ruang tunggu bandara Internasional, Kuala Lmpur, Malaysia.

"Di ruang tunggu sebelum masuk ke pesawat. Saya kan memang bawa boneka, Pak. Saya juga kan pendongeng ke anak-anak. Di Mekkah juga rencananya. Kan memang saya dan ustaz dari yayasan berbeda gitu ya Pak. Beliau lebih paham terkait karakter anak-anak," jelas Ahmad.

Meskipun begitu, rombongan jemaah cilik tersebut sempat membuat ramai di ruang kedatangan dengan melafalkan secara fasih ayat-ayat suci Al-Quran. Sebagai imbalannya mereka mendapat hadiah sejumlah uang riyal dari petugas bandara. Dua hari berselang, Rabu (24/10) mereka melakukan silaturahmi ke KJRI, Jeddah. Kedatangan mereka disambut baik oleh petugas-petugas KJRI.

umroh © 2018 brilio.net

"Ayo, siapa yang bisa jawab, paspor kegunaannya untuk apa?" tanya Safaat Ghofur kepada 15 jemaah cilik asal Bogor. Ia juga menasihati kepada semua anak-anak yatim bahwa tanpa paspor mereka tidak bisa berpergian ke luar negeri.

Kemudian di sana para jemaah cilik juga diminta untuk menghibur, dengan melantunkan ayat-ayat Al-Quran secara bersama-sama. Setelah itu kunjungan mereka diakhiri dengan makan bersama dan sholat berjamaah.  

mgg/vaulika