Brilio.net - Pekerjaan sebagai kontraktor memang keren. Apalagi buat kamu yang mempunyai passion dalam bidang konstruksi dan bangunan. Dibalik embel-embel kerennya, pekerjaan ini ternyata tidak lepas dari sebuah risiko. Seperti apa risikonya?

Yuk baca kisahnya Gunawan (52), pria asal Solo yang sudah menggeluti pekerjaan ini mulai dari 1993. Sebelum bicara bagian nggak enaknya, Gunawan pernah mencicipi masa kejayaannya. "Lumayanlah dapet lima mobil dan enam biji rumah," tuturnya kepada brilio.net melalui sambungan bebas pulsa 0800-1-555-999, Sabtu (5/12). Era keemasan tersebut dirasakan mulai awal karirnya hingga 2003.

Sejak sakit di tahun 2003, bisnisnya mulai pasang surut. Bahkan sang kontraktor yang kini tinggal di Cengkareng ini pernah bangkrut pada 2007. Kemudian dia bangkit hingga kini.

"Pernah pabrik kertas di Tangerang yang saya bangun ambruk, kemudian dibangun lagi," tandasnya. Meskipun rugi ratusan juta, dia tidak ingin kehilangan nama baiknya. Sebagai konsekuensinya, dia membangun ulang.

Tidak hanya gedung yang ambruk, Gunawan juga pernah ditipu dengan kontrak fiktif. "Saya pernah ketipu Rp 300 juta dengan orang yang mengaku sebagai pejabat jaksa agung," kenangnya.

Bagian yang paling menyedihkan adalah kini dia harus tinggal di penjara. Dia dan kawannya tersandung kasus dana. Pada Mei 2014 dia mendapatkan proyek pengadaan sebuah rumah sakit.

Untuk mendapatkan dana sementara, dia dan temannya menggadaikan sebuah Alphard dan dua sertifikat tanah. Naasnya, dia tidak mampu meluniasnya. Akhirnya dia harus menikmati tingal di lembaga pemasyarakatan.

Meski masih dipenjara, dia sudah ditawari banyak proyek, mulai dari gudang pabrik, pasar modern, dan juga klinik di Kalimantan. Dia dijadwalkan bebas pada bulan ini (Desember).

Dia juga mengakui bahwa persaingan tender memang sengit. Bahkan kondisi yang sering sakit-sakitan juga diduga ‘kiriman’ dari pesaingnya. "Saya pernah diperiksa anak pesantren, ada tiga kawat di kaki saya," kenangnya.

Apakah kamu siap untuk menjadi kontraktor yang tahan banting?