Brilio.net - Ketika kamu menginjakkan kaki di Kota Solo, maka kamu akan heran karena jarang sekali menemui tukang ojek, bahkan di pusat kotanya sekali pun. Tukang ojek dapat ditemui ketika turun dari Stasiun Purwosari maupun Solobalapan, atau dari Terminal Tirtonadi.

Kepopuleran tukang ojek ini memang kalah dengan tukang becak yang penyebarannya hampir ada di setiap sudut kota. Para tukang becak ini bahkan memiliki paguyuban sendiri. Di kota Solo sendiri paguyuban tukang becak ada lebih dari 20 paguyuban. "Dulu pernah didata oleh LSM, becak di Solo ini berjumlah lebih dari 7.000 becak," ujar Irwanto, salah satu anggota paguyuban becak GSM, Selasa (9/6).

Seperti yang diungkapkan Irwanto, menjadi tukang becak memang dipengaruhi oleh jiwa kerakyatan yang telah mendarah daging. Mengayuh becak dianggap lebih "terhormat" daripada mencari nafkah dengan mengojek. Para pencari nafkah yang ingin menjadi tukang ojek pun akhirnya "sungkan" dengan para tukang becak.

Oleh sebab itu, tidak heran populasi becak di Solo masih eksis hingga saat ini. Bahkan Presiden Jokowi pun menyewa ratusan becak untuk mengantarkan tamu-tamunya menuju gedung pernikahan putra sulungnya pada 11 Juni 2015 yang akan datang.

BACA JUGA:

Ini alasan mengapa bayi harus sering kamu ajak ngobrol

Ramuan teh ini dipercaya bisa bikin wanita lebih panjang umur

Kandungan tersembunyi dari tanaman gunung ini bisa jadi pengganti gula

Tumbuhan penolong pendaki gunung jika kehabisan bekal

Mendengarkan musik atau nonton tv membuat kualitas tidur buruk

Pemuda 21 tahun ini ciptakan aplikasi terlengkap untuk terapi autis