Brilio.net - Kebanyakan mahasiswa setelah lulus kuliah sibuk mencari pekerjaan, bahkan tidak sedikit yang bingung mau ngapain. Tapi pemuda yang satu ini malah sudah bisa mempersembahkan sebuah aplikasi terapi autis untuk anak-anak autis Indonesia.

Muhammad Rizky Habibi (21), sarjana Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini Maret lalu diwisuda. Yang mengesankan, beberapa hari sebelumnya ia dianugerahi juara 2 Mandiri Young Technopreneur. Itu semua berkat aplikasi terapi autis yang diberi nama CAKRA.

Pemuda 21 tahun ini ciptakan aplikasi terlengkap untuk terapi autis

Rizky bercerita bahwa ia terpikir untuk mengembangkan aplikasi ini pada Desember 2012, satu tahun setelah ia berstatus menjadi mahasiswa. Ide Rizky ini berawal dari realita semakin banyaknya penderita autis di Indonesia. Rizky lalu melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak semua penderita autis itu dari kalangan menengah ke atas.

Karena Rizky tidak mempunyai pengetahuan tentang terapi autis, maka ia bekerja sama dengan CAKRA Autism Center Surabaya yang mempunyai sekitar 600 pasien. "Kalau menengah ke atas biasanya ditempatkan ke tempat terapi yang biayanya 5-6 juta per bulan. Sementara menengah ke bawah dibiarkan saja," kata Rizky saat dihubungi brilio.net, Selasa (21/3). Hal itulah yang membuat Rizky tergerak hatinya untuk membuat aplikasi terapi autis agar orang tua secara mandiri bisa melakukan terapi terhadap anaknya.

Pemuda 21 tahun ini ciptakan aplikasi terlengkap untuk terapi autis

Rizky menuturkan bahwa pengembangan dilakukan dari Februari 2013. Pada Desember 2014, Rizky mulai mempublikasikan aplikasinya ini di website cakra-app.com untuk diunduh masyarakat luas. Dari situ, Rizky pun terus merusaha mengembangkan aplikasinya sesuai masukan yang banyak dia terima. Hingga pada awal April 2015, Rizky sudah berani menjual aplikasi ini kepada masyarakat umum seharga Rp 2 juta-Rp 3,5 juta.

Aplikasi ini dirancang untuk para orang tua yang tidak mempunyai pengetahuan tentang terapi agar bisa melakukan terapi kepada anaknya yang autis. Orang tua tinggal mengikuti tahapan terapi yang telah tersedia secara terstruktur di aplikasi ini. Dari perkembangan yang dituliskan orang tua di aplikasi itu bisa diketahui tahapan lanjutan yang harus dilakukan untuk anak autis tersebut.

Aplikasi CAKRA dari awal pengembangan sudah diikutkan 14 kali kompetisi level nasional maupun internasional. Dari 14 kompetisi itu, sebagian besar bisa mengantarkan Rizky menjadi juara.