Brilio.net - Bagi generasi 90-an, pasti jarang yang tahu Gundala Putra Petir. Tapi bagi orang-orang yang kini berumur 40-60 tahun, pasti sangat tak asing dengan istilah Gundala Putra Petir. Ya, Gundala Putra Petir adalah kisah superhero asli Indonesia yang diciptakan oleh Harya Suraminata. Gundala yang diciptakan oleh Hasmi, panggilan akrab Harya Suraminata, bahkan menjadi sosok superhero yang paling laris pada masanya.

Komik Gundala Putra Petir muncul di Indonesia tahun 1969. Gundala Putra Petir bercerita tentang peneliti jenius bernama Sancaka yang menemukan serum antipetir. Kesibukannya dalam meneliti membuatnya lupa akan ulang tahun pacarnya. Miranti, sang pacar, akhirnya memutuskan Sancaka. Patah hati, Sancaka berlari saat hujan deras hingga tersambar petir.

Dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain dan diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz, sekaligus diberi kemampuan super yaitu bisa memancarkan petir dari telapak tangannya. Sejak itulah ia tampil sebagai jagoan penumpas kejahatan berpakaian hitam.

Gundala dibuat sebanyak 23 judul dalam kurun waktu dari 1969 hingga 1982. Superhero asli Indonesia itu sangat digandrungi oleh anak Indonesia saat itu.

Tahu superhero Gundala Putra Petir? Begini kabar terbaru penciptanya

Lalu bagaimana kabar Hasmi sang pembuat komik Gundala Putra Petir?

Hasmi kini tinggal Karangwaru Lor, Tegalrejo, Yogyakarta. Di rumah sederhana itu, ia tinggal bersama istri dan kedua anak perempuannya. "Anak saya yang pertama sekarang kelas XII SMA 3 Yogyakarta, sedangkan anak kedua sekarang kelas VI SD," cerita Hasmi saat ditemui brilio.net di rumahnya, Kamis (19/11).

Tahu superhero Gundala Putra Petir? Begini kabar terbaru penciptanya

Di usianya yang telah menginjak 69 tahun ini, ia masih tampak sehat dan bugar. Bahkan tak tampak bahwa usianya sudah hampir memasuki kepala tujuh. Teman-temannya, kata hasmi, juga mengungkapkan jika kebugarannya memang melebihi orang seusianya. Tapi Hasmi mengungkapkan jika sesekali sifat lupa khas orang tua muncul padanya. Tapi tak ada sifat lupa bagi Hasmi untuk kejayaan Gundala ciptaannya.

Saat ditemui, pria kelahiran 25 Desember 1946 ini tampak bersemangat menceritakan kesuksesan Gundala pada masanya. Bersama Godam ciptaan Wid NS, Gundala merajai perkomikan superhero saat itu.

Hasmi bercerita, saat itu komik Gundala sangat menopang kehidupannya. Berkat kelarisan Gundala, dalam satu jilid bisa dicetak 5.000-10.000 eksemplar komik. Dari situ ia bisa mendapatkan uang sekitar Rp 50.000 setiap judulnya, nilai yang sagat besar pada masa itu.

Tahu superhero Gundala Putra Petir? Begini kabar terbaru penciptanya

"Kalau genre superhero yang paling tinggi memang saya dan Wid NS. Uang Rp 5 ribu saja saat itu sudah bisa digunakan untuk menghidupi keluarga salam satu bulan," terang Hasmi dengan bersemangat.

Kesuksesan komik ternyata menarik hati para sineas film untuk mengangkatnya ke layar lebar. Pada tahun 1981, Gundala Putra Petir diangkat ke dalam bentuk film. Otomatis, Hasmi pun mendapatkan bagian kontrak dari pembuatan film tersebut.

Tapi, lanjut Hasmi, bisa dibilang Gundala memberikan penghidupan baginya tak lama, karena pada saat itu komiknya dibeli dalam sistem putus. Akhir tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an Gundala tak memberikan kontribusi apa-apa bagi kehidupannya seiting dengan meredupnya tren komik lokal. Hingga akhirnya hak cipta Gundala Putra Petir diambil alih oleh Bumi Langit, Gundala bisa memberikan pemasukan ke Hasmi tiap bulannya. Sekitar tahun 2004 Bumi langit menerbitkan kembali beberapa judul Gundala Putra Petir.

Setelah selesainya Gundala Putra Petir dalam bentuk buku komik, Hasmi masih sempat membuat lanjutan Gundala Putra Petir dalam beberapa bulan untuk salah satu koran nasional di Indonesia.

Saat ini, aktivitas Hasmi disibukkan dalam berbagai hal. Seniman multitalenta ini menuturkan jika berbagai pekerjaan seni ia lakoni. Mulai dari main sinetron, film televisi, main ketoprak, menulis skenario film, maupun membuat kartun untuk majalah. Beberapa penghargaan yang pernah diberikan kepadanya terpajang di dekat ruang kerjanya yang menyatu dengan ruang tamu.

"Pokoknya semua pekerjaan seni yang mendatangkan uang. Satu yang belum pernah saya lakukan, yakni menyanyi," ungkapnya sambil tertawa.

Keadaan hasmi membuktikan jika usia tak jadi penghalang untuk tetap berkarya dalam kondisi apapun.