Brilio.net - Modal dengkul, kiasan yang kerap disematkan pada orang yang mencari keuntungan tanpa mengeluarkan modal sedikitpun. Ya modalnya cuma tenaga saja yang digambarkan sebagai dengkul. Tapi, rasanya sulit dipikirkan nalar, bagaimana mungkin berusaha hanya mengandalkan modal dengkul?

Ternyata, teori modal dengkul inilah yang dipraktikkan Ujang Sjarifuddin (59) pria yang berjualan kopi seduh di mulut Gang H Amrin, Duri Selatan, Jakarta Barat, tak jauh dari rumahnya. Loh kok bisa?

Ceritanya begini. Usai pensiun sebagai sopir pada akhir 2014 lalu, Ujang kerap nongkrong di mulut gang di dekat penjual batu akik. Maklum saat itu demam batu akik sedang melanda. Ia melihat banyak sopir bajaj, tukang ojek dan calon pembeli yang mampir di tempat penjual batu akik. Banyak dari calon pembeli batu akik menghabiskan waktu berjam-jam di situ.

BACA JUGA:
Jangan coba-coba bawa amplop kosong ke pesta pernikahan di Madura ya..

Lalu muncul ide dalam benak Ujang untuk berjualan kopi seduh. “Peluang bisnis nih,” begitu yang ada dalam pikiran Ujang. Esok harinya, Ujang langsung menutup saluran air di mulut gang itu dengan kayu-kayu bekas yang dibuang tetangganya. Orang sekitar berpikir Ujang sedang membuat jembatan.

Ujang Sjarifuddin buktikan jualan modal dengkul benar-benar ada, top!

Setelah itu bapak lima anak ini meletakkan sebuah meja kecil yang juga didapat dari tetangganya itu. Ia kemudian meletakkan tiga renceng kopi sachet dan termos berisi air panas yang ia bawa dari rumah. Ujang mematok harga Rp 2.500 untuk segelas kopi.

“Awalnya sih cuma iseng. Tapi ini benar-benar modal dengkul. Semua bahan-bahan untuk membuat tempat jualan ini saya dapat dari barang-barang yang sudah dibuang. Malah kopi sachet yang saya jual pertama kali itu juga tidak saya beli langsung. Tapi saya ambil dulu dari warung dekat rumah. Sore setelah terjual baru saya bayar,” kisah Ujang kepada brilio.net, Jumat (26/2).

Masa sih sama sekali nggak keluar modal? Ujang meyakinkan, bahwa semua yang ia usahakan benar-benar tak mengeluarkan uang sepeser pun. Malah sekarang Ujang tak perlu membawa air panas dari rumah. Ia bisa masak di tempatnya berjualan menggunakan pemasak listrik yang dipinjamkan teman. Nah untuk aliran listrik, Ujang mengambilnya dari pos Siskamling yang tak jauh dari situ. Begitulah usaha modal dengkul Ujang. Modalnya hanya kemauan, ide, dan usaha tanpa harus malu. Top banget nih bapak.