Brilio.net - Pernahkah mendengar cerita teman atau saudara kamu yang tiba-tiba mendapat amplop kosong saat membuka amplop kondangan? Peristiwa ini bisa terjadi di mana saja. Tapi tidak di Madura. Maklum, di pulau penghasil garam ini, ada tradisi unik saat pesta perkawinan. Si empunya hajat, akan langsung membuka amplop yang dia terima dari tamu. Nah loh.

BACA JUGA:
Kisah nyata bukti ketulusan tak dinilai dengan megahnya pernikahan

Tradisi ini masih berlaku di sejumlah daerah seperti di Kecamatan Kwanyar dan juga Tragah Bangkalan. Amplop yang sudah dibuka oleh tuan rumah kemudian ditaruh di atas asap dupa. Saat itu langsung dicatat berapa jumlah uang dan nama si pemberi amplop. Tidak ada rahasia lagi. Jadi jangan coba-coba bawa amplop kosong ke pernikahan di Madura ya.

Jangan coba-coba bawa amplop kosong ke pesta pernikahan di Madura ya.. Amplop kondangan atau hajatan akan dibuka dan dicatat.

Selain tidak bisa bawa amplop kosong, ada juga tradisi balas-balasan. Jadi tamu harus membawa amplop yang nilainya minimal sama dengan pernah diberikan tuan rumah (orangtua mempelai putri) jika tamu itu pernah menggelar acara pernikahan anaknya.

Jika tidak, maka amplop yang diberikan tamu dianggap utang yang harus dibayar kelak saat tamu tersebut mengadakan pesta pernikahan. Masyarakat Madura umumnya jarang membawa kado, kecuali mereka yang sudah mendapatkan “pengaruh” dari tradisi luar pulau.

Cara ini adalah sebuah kearifan lokal yang menggambarkan orang Madura adalah masyarakat terbuka. Mereka ngomong apa saja yang ada di hati, tidak ada yang ditutup-tutupi.