Brilio.net - Peta merupakan alat bagi seseorang untuk mengetahui arah dan letak suatu tempat. Sekarang orang dipermudah dengan teknologi maps digital yang dapat diinstal di smartphone.

Nah, pengetahuan tentang peta sudah diajarkan sejak di bangku sekolah. Kali ini brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/3), segala informasi tentang peta. Penasaran? Mari simak penjelasan mengenai pengertian peta, manfaat, jenis dan cara membacanya.

Pengertian peta.

peta © pixabay.com

foto: pixabay.com

Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui sebuah sistem proyeksi. Peta dapat disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.

Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang artinya taplak atau kain penutup meja. Tapi secara umum pengertian peta yaitu sebuah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan memakai skala tertentu.

Suatu peta merupakan representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut dengan kartografi. Banyak peta memiliki skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut dengan atlas.

Pengertian Peta Menurut Para Ahli.

1. Menurut Erwin Raisz.

Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil dengan berbagai kenampakan dan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal.

2. Menurut ICA (International Cartographic Association).

Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan.

3. Menurut Aryono Prihandito (1998).

Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu.

4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005).

Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.

Fungsi Peta.

Secara umum fungsi peta yaitu sebagai berikut:

1. Berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Berfungsi untuk memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
3. Berfungsi untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Berfungsi untuk membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Berfungsi untuk menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Berfungsi untuk alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Berfungsi untuk alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Berfungsi untuk alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.

Tujuan Peta.

Adapun tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut :

- Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.
- Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.
- Memberikan informasi dalam perencanaan tata kota dan pemukiman.
- Memberikan informasi tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia maupun budaya.

Komponen Peta.

peta © pixabay.com

foto: pixabay.com

Peta adalah sebuah alat bantu dalam geografi. Sebuah peta yang ideal harus bisa dibaca dan dipakai dengan mudah. Oleh sebab itu, dalam pembuatannya harus dilengkapi dengan sebuah komponen-komponen tertentu, yaitu sebagai berikut.

1. Judul Peta.

Peta harus diberi judul atau identitas yang mencerminkan isi peta. Pada umumnya judul peta diletakkan di bagian atas tengah dan di luar garis tepi. Ukuran huruf untuk judul disesuaikan dengan besarnya sebuah peta.

2. Mata Angin (Petunjuk Arah).

Mata angin harus dicantumkan dalam peta untuk mengetahui sebuah arah utara, selatan, barat, dan timur pada peta.

3. Skala Peta.

Skala peta adalah suatu komponen yang sangat penting dalam peta karena fungsinya untuk menunjukkan perbandingan antara jarak sebenarnya dan jarak pada peta. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

- Skala angka. Misalnya 1 : 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.
- Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
- Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

4. Simbol.

Pada peta umum simbol-simbol yang dipakai sifatnya tetap, misalnya simbol kota, ibu kota negara, jalan kereta api, dan sungai. Adapun pada peta tematik, simbol-simbol yang dipakai memiliki sebuah ketentuan-ketentuan menurut temanya. Secara umum simbol dibedakan menjadi 4 kelompok,yakni simbol titik, garis, wilayah atau area, dan warna.

- Jenis-jenis simbol peta antara lain:

1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional
2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu
4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.
7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

5. Legenda.

Legenda adalah menjadi kunci untuk membaca peta karena berisikan keterangan simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Legenda biasanya diletakkan di bagian kiri atau kanan bawah peta di sebelah dalam garis tepi.

6. Warna Peta.

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, dan untuk keperluan estetika peta. Warna simbol dalam peta terdiri dari 8 warna, yaitu:

- Warna Hijau.

Warna hijau menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m. Biasanya bentuk muka bumi yang terdapat pada ketinggian < 200 m didominasi olah dataran rendah. Dataran rendah di Jawa terdapat di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

- Warna Merah.

Warna merah menunjukkan jalan kereta api atau gunung aktif. Warna merah sering dijumpai di peta suatu provinsi.

- Warna Hijau Muda.

Warna hijau muda menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 200–400 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini berupa daerah yang landai dengan disertai bentuk-bentuk muka bumi bergelombang dan bukit. Penyebaran bentuk muka ini hampir menyeluruh di atas dataran rendah.

- Warna Kuning.

Warna kuning menunjukkan suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500–1000 m di atas permukaan laut. Bentuk muka bumi yang ada di daerah ini didominasi oleh dataran tinggi dan perbukitan dan pegunungan rendah. Penyebaran dari bentuk muka bumi ini berada di bagian tepi-tengah dari Provinsi Jawa Tengah dan paling luas di sebelah tenggara Kabupaten Sukoharjo.

- Warna Cokelat Muda.

Warna cokelat muda menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1000–1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi yang dominan di daerah ini berupa pegunungan sedang disertai gunung-gunung yang rendah. Penyebaran dari bentuk muka ini berada di bagian tengah dari Jawa Tengah, seperti di sekitar Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga dan Tawangmangu.

- Warna Cokelat.

Warna cokelat menunjukkan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Bentuk muka bumi di daerah ini didominasi oleh gunung-gunung yang relatif tinggi. Penyebaran dari gunung-gunung tersebut sebagian besar di bagian tengah dari Jawa Tengah.

- Warna Biru Keputihan.

Warna biru menunjukkan warna kenampakan perairan. Warna biru keputihan menunjukkan wilayah perairan yang kedalamannya kurang dari 200 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentuk lereng yang relatif landai. Zona di wilayah ini disebut dengan zona neritik.

Penyebaran dari zona ini ada di sekitar pantai. Di wilayah perairan darat warna ini menunjukkan danau atau rawa. Di Wonogiri terdapat Waduk Gajah Mungkur, di Bawen terdapat Rawa Pening, di sekitar Kebumen terdapat waduk Wadaslinang dan Sempor dan masih ada beberapa waduk kecil lainnya.

- Warna Biru Muda.

Warna biru muda menunjukkan wilayah perairan laut yang mempunyai kedalaman antara 200–2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di wilayah ini didominasi oleh bentukan lereng yang relatif terjal. Wilayah ini merupakan kelanjutan dari zona neritik. Namun wilayah ini tidak tergambar dalam peta umum.

- Warna Biru Tua.

Warna biru tua menunjukkan wilayah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 2000 m. Bentuk muka bumi dasar laut di sekitar Pulau Bali pada kedalaman > 2000 m sulit untuk diketahui dan tidak bisa diinterprestasikan dari peta. Namun biasanya bentuk muka bumi pada laut dalam dapat berupa dataran, lubuk laut, drempel dan palung laut. Bentuk muka bumi seperti ini juga tidak tergambar dalam peta umum.

7. Garis Astronomis.

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur. Garis-garis itu berguna untuk mengetahui sebuah posisi absolut suatu objek pada peta utama. Tanda-tanda koordinat garis-garis astronomis umumnya digambarkan dengan sebuah garis-garis pendek memotong garis tepi.

8. Garis Tepi.

Garis tepi adalah sebuah garis untuk membatasi ruang peta, umumnya berbentuk persegi empat.

9. Sumber Peta.

Sumber peta perlu dicantumkan untuk meyakinkan si pengguna bahwa peta tersebut berasal dari instansi atau lembaga yang berkompeten dalam pembuatan peta.

10. Tahun Pembuatan.

Tahun pembuatan peta berguna untuk mengetahui waktu peta itu dibuat. Tahun pembuatan peta ini penting untuk dicantumkan khususnya pada peta yang sifat datanya selalu mengalami perubahan.

11. Inset.

peta © pixabay.com

foto : pixabay.com

Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama

12. Tipe Huruf (Lettering).

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan lettering:

Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

13. Garis Lintang dan Garis Bujur.

Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat – timur atau dari arah timur – barat. Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara – selatan atau selatan – utara.

Jenis-Jenis Peta.

peta © pixabay.com

foto: pixabay.com

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis peta, di antaranya adalah:

A. Berdasarkan Isinya.

Berdasarkan isinya, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

1. Peta Umum.

Peta umum adalah jenis peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum ini dibagi menjadi 3 jenis, yakni sebagai berikut :

- Peta topografi, yakni jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam sebuah bentuk garis kontur. Garis kontur ialah sebuah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian yang sama.
- Peta korografi, yakni jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang sifatnya umum, dan biasanya berskala sedang. Contohnya : pada peta korografi adalah atlas.
- Peta dunia atau geografi, yakni jenis peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.

2. Peta Khusus (Peta Tematik).

Peta Khusus (peta tematik) adalah jenis peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Contohnya : pada peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya. Terdapat beberapa jenis peta tematik yaitu :

a) Peta Batas Wilayah.

Peta ini menunjukan batasan-batasan wilayah yang menjadi kekuasaan komunitas tertentu.

b) Peta Budaya.

Peta ini menunjukkan bekas kampung, kuburan, tempat suci, tempat upacara adat, lokasi untuk mengumpulkan hasil hutan, daerah terlarang dan lain-lain. Tujuan peta ini untuk menunjukkan sejarah suatu masyarakat dan keunikan hubungan dengan wilayah.

c) Peta Pemanfaatan Hutan.

Informasi dari peta ini menunjukkan bagaimana masyarakat kampung memanfaatkan hutan untuk berburu dan memungut hasil hutan, seperti tanaman obat, bahan makanan, kayu bakar atau bahan bangunan

d) Peta Pengetahuan Ekologi Lokal.

Informasi dari peta ini menunjukkan bagaimana masyarakat kampung memanfaatkan hutan untuk berburu dan memungut hasil hutan, seperti tanaman obat, bahan makanan, kayu bakar atau bahan bangunan.

e) Peta Kepemilikan Lahan.

Peta ini menunjukkan kepemilikan lahan berdasarkan sertifikat tanah yang dimiliki setiap orang. Pada masyarakat adat, kepemilikan lahan (umumnya individu) biasanya diwarisi dari leluhurnya yang memperoleh bagian pembagian secara adat.

Pada masyarakat adat biasanya terdapat kepemilikan keluarga dan kolektif yang dikelola bersama-sama.

f) Peta Pengetahuan Ekologi Lokal.

Menunjukkan pengetahuan masyarakat lokal tentang di mana hewan dapat ditemukan di wilayah mereka, lokasi berbagai tanaman, lokasi yg cocok untuk ditanami, tempat untuk menemukan ikan di sungai, atau pada kelerengan berapa tanah mudah longsor, dsb.

B. Berdasarkan Sumber Datanya.

peta © pixabay.com

foto: pixabay.com

Berdasarkan sumber datanya, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

Peta turunan (Derived Map) adalah jenis peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.

Peta induk adalah jenis peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.

C. Berdasarkan Skala.

Berdasarkan skala, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

- Peta kadaster (sangat besar) adalah jenis peta yang berskala 1: 100 sampai dengan 1: 5000. Contohnya : pada Peta pertanahan, Peta Pertambangan.
- Peta besar adalah jenis peta yang berskala > 1: 5000 sampai dengan 1: 250.000. Contohnya : pada peta kecamatan/kabupaten.
- Peta sedang adalah jenis peta yang berskala > 1: 250.000 sampai dengan 1: 500.000. Contohnya : pada peta provinsi.
- Peta kecil adalah jenis peta yang berskala > 1: 500.000 sampai dengan 1: 1.000.000. Contohnya : pada peta negara.
- Peta geografis (sangat kecil) adalah jenis peta yang berskala > 1: 1.000.000 ke bawah. Contohnya : pada Peta benua/dunia.

D. Berdasarkan Bentuk.

Berdasarkan bentuk, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

- Peta datar atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri adalah jenis peta yang berbentuk datar dan pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan memakai perbedaan warna atau simbol dan lainnya.
- Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, adalah jenis peta yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan memakai bayangan 3 dimensi sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.
- Peta digital, adalah jenis peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan dalam komputer. Peta ini bisa disimpan dalam disket atau CD-ROM. Contohnya : pada citra satelit, foto udara.
- Peta garis, adalah jenis peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
- Peta foto, adalah jenis peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.

E. Berdasarkan Tingkat Kedetailan.

peta © pixabay.com

foto : pixabay.com

Berdasarkan tingkat kedetailan, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:

- Peta detail, peta yang skalanya 1:25.000
- Peta semi detail, peta yang skalanya 1:50.000
- Peta tinjau, peta yang skalanya 1:250.000

Cara Membaca Peta.

Bagaimana cara membaca peta suatu kabupaten atau provinsi? Ikuti langkah-langkah berikut ini.

- Menemukan peta kabupaten dan provinsi.

Peta kabupaten dan provinsi bisa kita temukan dalam atlas. Atlas adalah buku yang berisi gambar-gambar peta. Kamu bisa menemukan peta kabupaten dan provinsi di atlas provinsi-provinsi. Lihatlah daftar isi atlas tersebut. Carilah nama provinsimu. Kemudian bukalah halaman yang ditunjukkan dalam daftar isi itu. Di halaman itu kamu akan menemukan peta provinsimu.

- Menentukan letak wilayah.

Letak suatu wilayah bisa ditunjukkan dengan menyebutkan letak astronomisnya. Bagaimana menentukan letak astronomis suatu wilayah? Tarik garis lurus mendatar (horizontal) di wilayah terluar sebelah utara dan selatan. Sebutkan angka koordinat garis lintang kedua garis itu.

Kemudian tarik garis tegak lurus di wilayah terluar sebelah barat dan timur. Sebutkan angka koordinat garis bujur kedua garis itu. Kamu sudah menemukan letak astronomis wilayah provinsi atau kabupatenmu. Dengan cara di atas mari kita tentukan letak astronomis Provinsi Banten. Letak astronomis

Provinsi Banten kira-kira di antara 105.1° sampai 106.2° Bujur Timur (BT) dan 5.8° sampai 7.1° Lintang Selatan (LS).

- Menyebutkan batas-batas wilayah.

Batas-batas wilayah bisa berupa wilayah provinsi lain. Bisa juga berupa kenampakan alam seperti selat, laut, atau samudera. Sebutkan batas-batas di sebelah timur, selatan, barat, dan utara.

- Menyebutkan pembagian wilayah.

Perhatikan pembagian wilayah di peta yang kamu baca. Sebuah provinsi terdiri dari beberapa kabupaten. Sebuah kabupaten terdiri dari beberapa kecamatan. Sebutkan kabupaten atau kecamatan di wilayah yang kamu pelajari.

Menyebutkan kenampakan-kenampakan alam dan buatan.

Kamu tentu masih ingat arti simbol-simbol yang biasa terdapat di sebuah peta bukan? Ada simbol-simbol untuk kenampakan alam dan buatan. Sebutkan macam-macam kenampakan alam dan buatan di peta yang kamu pelajari. Misalnya saja gunung, sungai, teluk, pelabuhan, bandar udara, jalur kereta api, dan sebagainya.