Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat. Sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu. Kesimpulannya, akulturasi lahir dari hasil interaksi manusia berupa pertemuan antar kebudayaan yang bersinggungan secara perlahan menjadi bentuk budaya baru.

Perubahan teknologi dan informasi yang sangat cepat menyumbang pengaruh besar pada perubahan yang terjadi di masyarakat. Informasi yang dimuat di media sosial, media massa, podcast, televisi, radio dan sebagainya turut mempercepat perubahan bagi orang-orang yang mengonsumsi konten tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa informasi yang tersaji di media sosial dan konten-konten dari gawai membawa unsur kebudayaan tertentu. Ketika informasi itu diterima dan dipahami oleh seseorang, secara tidak langsung unsur kebudayaannya dapat mempengaruhi individu atau kelompok.

Perubahan budaya pada suatu masyarakat dapat menjadi hal positif dan juga bisa menjadi hal yang negatif. Hal tersebut yang perlu diperhatikan oleh setiap anggota masyarakat untuk bijak dalam menghadapi budaya yang datang.

Proses Akulturasi

Akulturasi terjadi dikarenakan percampuran budaya asing dengan budaya sendiri. Beberapa bidang yang paling sering terjadi akulturasi yakni kuliner, gaya berpakaian, arsitektur sebuah gedung, dan lain-lain. Seperti yang sudah disampaikan di atas, proses akulturasi sangat pelan. Akulturasi membutuhkan waktu bertahun-tahun supaya dapat menghasilkan budaya baru di masyarakat.

Seperti yang diketahui proses akulturasi tidak bisa dilepaskan dari budaya asing atau budaya dari luar masyarakat. Budaya asing yang masuk ke lingkungan masyarakat tidak bisa langsung diterima.

Faktor masyarakat sangat mempengaruhi diterima atau tidak sebuah budaya di lingkungan masyarakat. Alhasil, tidak semua pencampuran budaya dapat menjadi perubahan sosial. Hal itulah yang membuat proses akulturasi memerlukan waktu dan proses.