Brilio.net - Lahir dan tumbuh sebagai putra pertama dari pemilik sebuah panti yayasan sosial,
Muhammad Wildan Firdausy melihat bagaimana perjuangan orang tuanya dalam membangun dan mengayomi para anak berlatar belakang khusus.

Ayahnya, Suyanta atau dikenal sebagai ustad Kirun adalah seorang veteran dosen yang kini mengabdikan diri sebagai kepala yayasan sosial yang menaungi sekitar 300 kepala dengan latar belakang khusus.

Lalu Ibunya, Husnur Rosyidah, seorang wanita hebat yang kini berperan sebagai seorang aktivis sosial yang terjun langsung mendampingi sang suami. Selain seorang aktivis, Husnur Rosyidah pun dikenal sebagai seorang penyuluh agama aktif yang bekerja di bawah kementrian agama.

Muhammad Wildan Firdausy, pria berusia 22 tahun ini dikenal sekitar dengan kepribadian yang menyenangkan. Dia juga memiliki pemikiran terbuka dan berkembang.
Dia belajar dari sekitarnya dan membangun rasa tanggung jawab besar pada dirinya sendiri.

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ini memiliki tekad besar dalam hidupnya, dia berusaha mewujudkan apapun yang diinginkannya. Sebagai orang yang memiliki jiwa sosial dan senang berbagi, ustadz menjadi pilihannya. Dari profesi ini dia mengenal banyak hal. Selain mengajarkan ilmu agama, Wildan juga belajar mengambil tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik pada anak-anak di yayasan tempat dia mengajar.

Kisah Wildan Firdaus © 2023 brilio.net

Kisah Wildan Firdaus
Magang brilio.net/Aulia Shifa

Langkah awal dengan tanggung jawab yang tidak ringan itu, membawa Wildan terus berpikir untuk melakukan banyak hal bermanfaat lainnya. Hingga akhirnya program pengembangan ekonomi pesantren melalui Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) datang untuk memberikan bantuan untuk pembangunan green house.

Kesempatan itu tidak diabaikan Wildan, dengan semangat tinggi dia memupuk sedikit demi sedikit untuk mencapai tujuannya.

"Nah disitu saya mikir, wah kalau dinusnya diberikan ke orang lain bisa gak dirawat atau disalahgunakan. Kan eman-eman banget to," tuturnya Wildan saat dijumpai tim brilio.net di pondok pesantren Yatim dan Dhuafa Madania yang terletak di daerah Gedong Kuning.

Pada 2022 bulan Februari kesibukan Wildan pun bertambah. Dibantu dua orang alumni, Hazmin Khatim dan Husril Ramlan, Wildan dan tim green house Madania mengerahkan banyak usaha dan tenaga untuk mengembangkan melon jenis langka di Indonesia, melon inthanon.