Brilio.net - Berjalan dari Stasiun Tugu menuju ke barat menyusuri jalan Pasar Kembang, kamu akan melihat berbagai toko oleh-oleh di sekelilingmu. Kamu dengan mudah menemukan berbagai ruko yang menjajakan oleh-oleh kekinian.

Namun, jika kamu menginginkan oleh-oleh legendaris dengan resep yang bertahan selama hampir seabad, kamu perlu menyusuri trotoar menuju Jalan Jlagran Lor. Pada sisi kiri jalan, kamu menemukan sebuah bangunan tiga lantai dengan plang bertuliskan 'Toko Roti Jakarta'.

Bangunan tersebut merupakan toko sekaligus pabrik roti dari Toko Roti Jakarta. Toko Roti Jakarta sudah berdiri pada tahun 1924. Mengingat usianya yang hampir seabad, Toko Roti Jakarta bertahan saat masa pendudukan Belanda dan Jepang, bahkan berhasil melewati masa-masa Orde Baru dan Reformasi.

Aroma wangi roti menyeruak ketika kamu memasuki Toko Roti Jakarta. Tokonya terlihat modern, kesan bersih dan rapi terbesit ketika kamu memasuki bangunannya. Meski bangunannya tak terlihat lawas, tetapi toko itu memperlihatkan nostalgia lewat roti dan kemasannya.

toko roti jakarta jogja 1924 © 2023 brilio.net

foto: brilio.net/Khansa Nabilah

Sebelum dikenal sebagai Toko Roti Jakarta, toko tersebut memiliki nama Weltevreden. Sejarah mencatat Weltevreden merupakan kota yang dibangun pada masa kolonial Hindia Belanda. Weltevreden, kini secara wilayah mencakup pada Jakarta Pusat, merupakan tempat tinggal orang-orang Eropa di Batavia.

Ibu Nio, pendiri pertama, mengambil nama tersebut setelah belajar membuat roti di Weltevreden. Nama Toko Roti Weltevreden kemudian diganti menjadi Toko Roti Jakarta setelah Indonesia merdeka pada 1945. Pengelolaan toko ini pun dijalankan secara turun temurun oleh generasi penerusnya.

toko roti jakarta jogja 1924 © 2023 brilio.net

foto: brilio.net/Khansa Nabilah

"Indonesia setelah merdeka nggak boleh pakai nama Belanda, jadi kita gantilah menjadi arti kata dari Weltevreden itu," jelas Andreas Purwanto mengenai pergantian nama Toko Roti Jakarta.

Pada masa tersebut, toko roti belum banyak di Jogja. Hal itu yang membuat kakek buyut Andreas Purwanto memiliki ide untuk membuka usaha toko roti di Jogja.

Toko roti tersebut pertama kali berdiri di Jalan Malioboro No. 139, tetapi pindah ke Jalan Jlagran Lor pada 1960-an. Saat ini, bangunan pada Jalan Malioboro No. 139 tersebut sudah menjadi toko alat lukis Apeco.