Di Amerika Serikat, profesi keduanya dikenal sebagai house sitter, sekaligus pengasuh kucing atau cat sitter. Profesi tersebut telah dilakoni keduanya selama belasan tahun.

Menurut definisinya, house sitter adalah orang yang dipercaya untuk menjaga rumah agar tidak dimasuki maling ketika pemiliknya pegi. Para house sitter juga membersihkan rumah, menyiram tanaman, memastikan surat-surat tidak menumpuk di kotak surat, dan mengurus hewan peliharaan. Periode bertugas menjadi house sitter pun beragam.

"Beda-beda. Ada yang minta dua minggu. Ada yang satu minggu. Kadang-kadang satu bulan," terang Daden. Untuk pekerjaan yang terbilang cukup santai dan tidak memerlukan keterampilan khusus, gaji yang didapatkan Daden dan Juju terbilang cukup besar, yaitu $100 USD atau senilai Rp 1,5 juta per malam.

"jaga rumah itu kan nggak ditentuin. Kita nggak kasih harga ke mereka. Cuma mereka kasih paling kecil $50 USD atau sekitar Rp755 ribu per malam. Kadang-kadang ada yang $75 USD atau sekitar Rp1,1 juta. Ada juga yang ngasih $100 USD atau sekitar Rp1,5 juta per malam," tambahnya.

Baik Daden dan Juju mengungkapkan jika upah yang diterima di luar uang makan. Pemilik rumah kerap menyiapkan bahan pangan, aneka permainan, dan akses hiburan di televisi agar para house sitter tidak bosan.

Selain Daden dan Juju, ada juga Susie Jaiman yang menerima jasa sebagai cat sitter. Ia dapat mengurus kucing yang sehat maupun yang sakit. Pekerjaanya meliputi menyediakan makanan kucing, membersihkan kotorannya, menyediakan obat, dan membersihkan pasir kucing dengan menggunakan alat vacuum.

Tugas tersebut dapat diselesaikan Susie dalam waktu 30 menit. Dalam 10 kali kerja, ia menerima rata-rata $500 atau sekitar Rp7,5 juta atau $100 atau sekitar Rp1,5 juta per jam. Bahkan beberapa kali, ia pernah mendapatkan bayaran yang lebih tinggi.

Selain upah yang tinggi, para house sitter dan cat sitter juga berkesempatan untuk mendapatkan bonus dari pemilik rumah, jika rumah dan peliharaan mereka bersih dan terawat.