Brilio.net - Menjadi seorang ibu rumah tangga itu nggak gampang. Meski kelihatannya hanya di berdiam diri rumah terus, justru itulah yang membuatnya selalu sibuk mengurus urusan rumah tangga. Bahkan jika dihitung-hitung, ibu rumah tangga tidak memiliki jam kerja. Apalagi yang sudah punya anak, harus siap siaga 24 jam.

Bayangkan jika perannya dibalik, sang suami yang jadi bapak rumah tangga sementara istri tidak mengurus rumah sama sekali. Apakah bisa bertahan? Inilah yang dirasakan oleh pria asal Malaysia bernama Mohd Effendy. Lantaran ditinggal istri ke luar negeri selama 70 hari, ia menceritakan bagaimana susahnya gantikan peran sang istri.

Curhatan ini ia tuliskan di akun Facebook miliknya. Dilansir brilio.net dari unggahan akun Mohd Effendy, Jumat (10/1), ia menceritakan kalau sang istri pergi ke Inggris untuk menyelesaikan pendidikannya. Akhirnya ia pun ditinggal dengan 3 orang anaknya yang masih berusia tujuh tahun, lima tahun dan tiga tahun.

"Malam sebelumnya sudah harus dimulai dengan urusan sekolah. Mulai seragam, kerudung, susun buku dalam tas sesuai jadwal, cek alat tulis," tulis Mohd Effendy.

suami gantikan peran istri susah © Facebook/fendybby

foto: Facebook/fendybby

Mulai saat itu hingga 70 hari ke depan, ia yang harus menyiapkan segala macam persiapan sekolah anaknya. Mulai dari mengurus sarapan, bekal, mandi sampai pekerjaan rumah. Selain itu ia juga masih punya segudang pekerjaan rumah lain. Seperti menyapu, mengepel, cuci baju, setrika, masak dan lain-lain.

Belum lagi anaknya yang masih kecil-kecil, yang pasti suka bandel. Mengacak-acak barang rumah sampai hilang dari pandangan karena pergi sendiri tanpa bilang-bilang. Rasanya jantung mau copot.

"Selama delapan tahun tak pernah masak. Akhirnya dengan bantuan istri dari jauh, YouTube, dan Google, seperti tak percaya aku dah bisa masak sarden, sop ayam, gulai ikan, kurma telur, lemak sotong kubis, maggi goreng mamak, dan nasi goreng sarden," ungkapnya.

suami gantikan peran istri susah © Facebook/fendybby

foto: Facebook/fendybby

Pengalaman berharga ini kemudian membuka matanya. Ternyata pekerjaan seorang ibu rumah tangga itu sangat berat. Ditinggal sendirian di rumah bersama dengan tiga orang anak. Belum lagi banyak pekerjaan yang harus diurus, beresin sana dan beresin sini.

Ia pun berjanji sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga akan mengambil pelajaran dari pengalamannya tersebut. Yakni dengan cara bakal mengubah sikapnya ketika sang istri pulang kelak.