Brilio.net - Kebanyakan orang memilih fakultas dengan harapan saat mencari kerja pun sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Namun, ada juga yang pekerjaan yang menghasilkan cuan itu berbeda 180 derajat dengan apa yang dipelajarinya saat di bangku kuliah, seperti halnya dialami oleh wanita bernama Granita Elsara.

Granita adalah wanita lulusan Fakultas Hukum UGM. Ternyata dia sukses merintis warung kelontong. Nggak tanggung-tanggung, warung kelontong miliknya sukses meraup keuntungan hingga belasan juta setiap bulannya.

"Omset biasanya mencapai 380-an juta per bulannya,” ungkap Elsa dilansir brilio.net dari laman UGM, Kamis (8/9). 

Elsa baru saja diwisuda pada 25 Agustus 2022 lalu. Sejak masih menyandang status sebagai mahasiswa ia telah merintis usaha toko kelontongnya, tepatnya sejak bulan September 2017 silam. Menjalankan usaha toko kelontong berawal dari keprihatinannya akan harga-harga barang-barang yang dijual di toko-toko kelontong daerahnya yang relatif mahal karena berada di lokasi wisata yakni kawasan wisata Kaliurang, DIY.

"Saya tinggal di daerah Kaliurang Barat yang di situ barang-barang kebutuhan pokok maupun snack dijual mahal. Ya, karena selain berada di tempat wisata, lokasi yang jauh dari kota menjadikan biaya distribusinya juga mahal dan akhirnya terpikir membuat usaha toko kelontong untuk menstabilkan harga,”papar putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Ir. Nugroho Kunwardi Antoro dan Woro Indarti ini.

Ia tak mengira usaha yang dijalankannya akan bertahan hingga saat ini. Ia mengaku awalnya hanya bermodalkan kemauan untuk memulai sebuah usaha. Kala itu ia bahkan tidak memilik modal finansial sama sekali. Untuk menjalankan usaha ia meminjam uang dari orangtuanya. Awalnya ia meminjam 32 juta untuk belanja keperluan perlengkapan toko dan produk yang akan dijual.

Elsa pun mulai membuka toko kelontong di garasi rumahnya yang berlokasi di Kaliurang Barat Rt 07 Rw 09, Hargobinangung, Pakem, Sleman. Toko itu ia namai Warung Bu Woro yang mengambil nama dari sang ibu. Minggu-minggu awal menjalankan usaha menjadi waktu yang sulit bagi Elsa. Sebab, usahanya tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi.

"Di hari pertama dan kedua itu tetangga banyak yang beli sebagai bentuk dukungan, tapi setelah itu pendapatan menurun. Sempat nangis karena ngerasa sudah tidak bisa memutar barang lagi, penjualan stagnan dengan omset 300-400 ribu per harinya, bingung gimana cara balikin modal ke orang tua,” jelasnya.